Headlines

Transformasi Digital Membuat Bisnis Lebih Efisien

Buleleng – Transformasi digital adalah perubahan dari aktivitas yang dilakukan ke serba digital. Tiga faktor utama terjadinya tranformasi digital ini adalah SDM, bisnis dan teknologinya sendiri.

Adanya transformasi digital sangat membantu perkembangan bisnis, dan edukasi. Dengan adanya transformasi ini kita jauh lebih efisien dalam beraktivitas. 

“Bisa belanja online, apapun serba online sehingga jauh lebih efisien, dan tidak registrasi manual, sekarang semuanya sudah serba digital” ujar Descha Muchtar, Founder Indopinups dan CSE Educator, saat menjadi pembicara dalam acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Buleleng, Bali, Senin (5/7/2021).

Transformasi digital di Indonesia, tergolong cukup baru. Sehingga masih banyak kesempatan terbuka lebar bagi investor dan pengusaha. 

Menurut data McKinsey&Company dan riset mereka terhadap 20 pasar terpilih di dunia, Indonesia masih berada di tahap awal digitalisasi. Ini fakta yang menarik walaupun masih di tahap awal digitalisasi.

“Meskipun kita masih berada di tahap awal, nyatanya masyarakat Indonesia dan UMKM sudah jauh lebih mendunia,” ujarnya.

UMKM mengambil peran penting dalam transformasi digital. Karena UMKM yang bisa lebih mengembangkan dan mengubah stigma tadi sehingga Indonesia bisa jadi negara yang maju. 

“Banyak banget upaya pemerintah mendukung perubahan transformasi digital, untuk UMKM terutama.” tambahnya.

Perjalanan transformasi digital tidak semuanya berjalan mulus. Hindari kesalahan-kesalahan untuk perusahaan yang berisiko mengacaukan kesempatan yang ada dan masa depan yang menjanjikan.

Descha menjelaskan yaitu, mendigitalisasi segalanya. Digitalisasi manufaktur, pelajari workflow dan analisis bagian mana dari proses yang perlu ditingkatkan. 

Hindari mengumpulkan sejumlah data berlebihan. Kebanyakan perusahaan tidak tahu akan diapakan data yang dikumpulkan. Sehingga, analisis data dalam jumlah besar menghabiskan banyak waktu dan usaha terbuang.

Sebaliknya, gunakan data yang besar untuk meningkatkan nilai dan pemasukan perusahaan. Tumpukan data semata tanpa rencana atau fokus yang matang.

Kita harus terus berpacu dengan inovasi digital. Untuk menjadi salah satu pemenang pada era digital dengan memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan digital, rute inovatif harus dipertembangkan, terutama bagi bisnis tradisional. 

“COD sendiri belum bisa dipraktekkan, karena sosialisasinya belum ada. Pertama, customer mengira bisa memilih barang dulu baru membayar. Kedua, penjual juga kadang ada yang iseng, difoto seperti apa datangnya seperti apa. Yang ditengah-tengah ada kurir yang kasihan,” ujar Descha.

Sebaiknya, sebelum membeli dengan cara COD di pahami dulu. Untuk para penjual menjelaskan bagaimana sistem COD itu sehingga tidak mengakibatkan efek samping untuk para kurir atau pembeli itu sendiri.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. 

Webinar wilayah Kabupaten Buleleng, Bali, Senin (5 Juli 2021) ini juga menghadirkan pembicara Chris Jatender (Kaprodi Tehnik Informatika STTI STIENI), Descha Muchtar (Founder Indopinups dan CSE Educator), Ida Bagus Gede Paramita (Dosen Ilmu Budaya STAHN Mpu Kulturan Singaraja), Ida Bagus Kade Dwi Suta Negara (Koordinator Program Studi Teknik Informatika Universitas Tratma Mulya), dan Eryvia Maronie.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *