Headlines

Literasi Digital Munculkan Generasi Kreatif dan Inovatif

Bangli  – Sudah hampir dua tahun badai pandemi membuat sendi-sendi kehidupan berubah total. Salah satu perubahan tersebut adalah adanya transformasi digital. Oleh karena itu, digital skill menjadi sebuah hak mutlak yang harus dipahami dan diterapkan di hampir segala aspek kehidupan.

Menurut Ni Luh Putu Widiani,, S.Pd, M.Pd, Dosen di STKIP Suar Bangli, pandemi mengubah cara bekerja dan berinteraksi. “Perubahan ini selalu berproses dalam bentuk jaringan yang memanfaatkan teknologi, oleh karenanya sangat penting pemahaman digital skill,” ujar Luh Putu Widiani dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bangli, Bali, Rabu 28 Juli 2021.

Oleh karena itu sangat penting untuk untuk membiasakan diri menggunakan kecakapan digital, agar cerdas menyikapi informasi di lautan informasi seperti sekarang ini.

“Kita dituntut untuk cakap digital karena kita berada di lautan informasi dan sebagai masyarakat memang seharunya merubah paradigma lama ke paradigma digital,” imbuhnya.

Terkait ruang digital, para pengguna internet juga dituntut untuk selalu cakap membuat konten kreatif yang akan mendukung generasi milenial agar waktu tidak terbuang dan lebih bermanfaat. Masyarakat juga diarahkan untuk fokus membuat konten kreatif yang bisa menjadi andalan bagi brand dalam bisnis kita ataupun bidang lainnya agar masyarakat kenal.

Di bidang keuangan dan perbankan, pandemi mengharuskan kita menggunanakan aplikasi digital utnuk mendukung transaksi dalam bidang keuangan dan perbankan lainnya.  Dengan membudayakan membaca literasi digital membentuk kita untuk cakap digital dan berpengaruh pada penghasilan.

 “Di bidang pembayaran penggunaan akun digital juga sangat mempermudah transaksi seperti mobile banking, internet banking, sms anking pembayaran onlie listrik pam dlall, emberila tiket online

Literasi digital secara sederhana diartikan sebagai kecakapan memahami dan meggunkana informasi dari berbagai tipe tipe formasu sumber sumber informasi yang lebih luas dan mampu dtapilkan melalu perangkat komputer.

Kemampuan literasi digiral mampu menjadikan seseoang mamentransformasikan kegiatan melalui penggunaan perangkat teknologi digital. Mampu melahirkankan kader kader yang berkualita. Kita sadar pentingnya lterasi digital.”Maka akan muncul generasi inovatif kreatif untuk kemajuan masyarakat.”

kecakapan digital ini ditambakan oleh pembicara lainnya Driana Rini Handayani harus diimbangi dengan kemampuan menerapkan etika digital juga.

Menurut social entrepreuner ini, media sosial itu seperti pisau bermata dua ada positif juga ada sisi negatifnya. Positifnya dengan media sosial terpampang kemudahan berkomunikasi dan berinteraksi. Selain itu juga sebagai sarana mendapatkan infromasi dengan mudah dan cepat juga kemudahan mendapatkan hiburan.

“Saat ini nonton film tak melulu harus ke bioskop tapi bisa lewat gadget kita, nonton youtube video juga sangat mudah. Media sosial memberi kita wadah berkreasi hal hal positif bisa dimuat,” jelas Driana.

Dari sekian banyak platform yang hampir semuanya gratis, harus pintar pintar kita gunakan untuk produktifitas kita. “Paling penting adalah jangan asal posting, pastikan berita atau konten yang kita unggah adalah benar dan bermanfaat,” imbuhnya.

Selain itu hindari mengunggah konten ujaran kebencian, berita palsu, SARA, fitnah, menjaga etika di media sosial dan hormati juga hak privasi orang lain.

Kita juga harus memahami kita tak hanya berinteraksi dengan gadget, tapi kita berkomunikasi dengan orang lain. “Jadi jika tak ingin dicubit jangan nyubit orang. Jangan ngangkat apapun yak berkaitan dengan isu SAR, pornografi karena kita berbicara di gadget seperti kita berbicara dengan manusia lain.”

Driana juga mewanti-wanti agar berhati-hati dengan jejak digital karena bisa dipakai rekam jejak para HRD untuk mengambil keputusan saat kita melamar pekerjaan. Dan itu bernilai lebih dari CV kita.

Selain Driana dan Ni Luh Putu, juga hadir Novandika Dwipayana, ST, M.Kom Kepala Sesi Jaringan Internet Diskominfo dan Statistik Provinsi Bali dan Dhan Geisha sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *