Headlines

Marketplace Membantu UMKM Bertahan di Tengah Pandemi

Manokwari  – Covid-19 telah mempercepat adopsi digital pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), salah satunya untuk mengalihkan bisnis dari offline ke online, seperti marketplace. Bagi para pelaku UMKM, peran marketplace sangat penting dalam membantu memasarkan produk sehingga mereka bisa bertahan dan berjualan di masa pandemi. 

Nita Selly, owner casolans calming series mengatakan pemanfaatan platform digital digunakan UMKM sebagai salah satu upaya bertahan di masa pandemi.  

Menurut Nita Sellya dalam sebuah Webinar yang digelar oleh Kemkominfo dan Siberkreasi di Manokwari, Papua Barat Jumat 9 Juli 2021, di masa pandemi e-market menjadi sebuah solusi baik bagi penjual dan pembeli.

“Platform digital menjawab tuntutan konsumen di masa pandemi yang mewajibkan mereka tak banyak bepergian, tetap berada di rumah serta menjaga jarak. UMKM menyadari adanya tren peralihan konsumen ke belanja digital. Maka marketplace akhirnya menjadi tempat yang diandalkan untuk mempertemukan UMKM dengan konsumen,” kata Nita dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Manokwari, Papua Barat, pada Jumat 9 Juli 2021.  

Tren ini semakin didorong dengan kemudahan bertransaksi digital. Kehadiran marketplace telah membantu memperluas jaringan bisnis UMKM dan memicu tumbuhnya bisnis baru.

“Berjualan di marketplace banyak manfaatnya. Selain mudah, efisien, dan efektif, marketplace memungkinkan memasarkan produk hingga ke luar negeri, dan bisa meningkatkan total pendapatan,” ujarnya. 

Nita bercerita, pada awal Februari 2020, ia hanya mampu menjual empat produk Casolans. Peningkatan penjualan mulai dirasakan setelah ia menjajal memasarkan produknya lewat e-market pada Juli 2020. “Dari empat meningkat menjadi 100, dan terus meningkat hingga pada Februari 2021 lalu mencapai 500 produk terjual,” tambahnya.  

Ia juga berbagi tips bagi para pelaku UMKM lainnya yang ingin mengikuti jejaknya . Menurutnya, agar produk laku terjual di pasar digital, pemilik produk harus pintar bercerita mengenai produk yang akan diangkat. “Gunakan testimoni para pembeli saat melakukan marketing dan promosi produk. Jangan lupa berikan layanan terbaik dan cepat merespon pembeli,” kata Nita. 

Terpenting, lanjutnya, pelaku usaha harus pandai memilih media sosial dan e-market yang sesuai pas dengan produknya. 

Tren pemanfaatan e-commerce dan media sosial untuk berbelanja dan berjualan di kalangan pelaku usaha juga diperkirakan akan tetap bertahan bahkan setelah pandemi virus Corona berakhir.

“Pertumbuhan e-market akan terus meningkat seiring perubahan perilaku konsumen,” kata Nita. 

Keyakinan Nita tersebut didasari data per Januari-Maret 2021 yang menyatakan bahwa ada 126,4 juta pengunjung di Tokopedia per bulannya. Sementara di Shopee ada 117 juta kunjungan/bulan dan Bukalapan ada 31,27 kunjungan. 

Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Manokwari, Papua Barat, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti yaitu Fadli Arihsan Senior Security Engineer MAXPLUS, Safei, pemilik Dapur Mandeh, Degi Saputra, Ketua GenPi Papua Barat, dan Key Opinion Leader, Fitriyani.  

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital, untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *