Headlines

Masyarakat Digital Dituntut Berpikir Logis

Lombok Barat- Transformasi digital dan industri 4.0 membuat masyarakat dituntut untuk cepat beradaptasi dengan gaya hidup baru di berbagai lini kehidupan. Salah satu adaptasi yang cepat diadopsi adalah mulai melibatkan teknologi dalam aktivitas harian, seperti menggunakan layanan konferensi video untuk bekerja atau belajar dari rumah.

Iskandar, Ketua Majelis Pustakawan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat, mengatakan, penerapan digitalisasi menjadi suatu keharusan saat ini. 

“Pandemi mempercepat proses transformasi digital. Masyarakat mulai memanfaatkan ruang virtual untuk melakukan kegiatan sehari-hari, baik itu bekerja, belajar ataupun berkarya dan kreativitas. Bisa dikatakan saat ini kita sudah hampir 80 persen beradaptasi ke arah digital,” kata Iskandar saat berbicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah Lombok Barat, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis 8 Juli 2021.  

Perkembangan teknologi yang begitu pesat mengubah pandangan konvensional menjadi serba digital. Dulu, lanjut Iskandar, webinar sangat tidak lazim dilakukan tapi sekarang mau tidak mau semua memakainya dan dianggap sebagai kebiasaan baru.

“Namun sayangnya ada masyarakat yang belum siap dan bahkan ada yang belum sadar sampai pengelolaan dokumen di kantor dan pribadi masih sangat konvensional padahal teknologi digital 

Menurut Iskandar, perubahan digitalisasi yang perlu didorong adalah bagaimana kita menjadikan teknologi sebagai alat untuk mempercepat aktivitas dan mempermudahnya. Pasalnya, saat ini kita sudah memasuki revolusi industri 4.0, dimana kegiatan manufaktur terintegrasi melalui penggunaan teknologi nirkabel dan big data secara masif.

“Semua orang harus belajar teknologi dan wajib dan harus dimaksimalkan dalam rangka mereformasi diri dengan meninggalkan pemikiran konvensional ke pemikiran digital.”

Perubahan yang dirasakan misal dalam mengubah proses manual menjadi otomatis, waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tugas pekerjaan menjadi lebih cepat dengan adanya teknologi digital skill. Pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan menghemat biaya.
Sementara itu ada sejumlah ciri masyarakat digital yaitu bahwa masyarakat digital ramai ramai membuat akun medsos sebagai bagian dari eksistensi, bebas berekspresi, mengakses internet an belajar terus dan biasanya lebih terbuka

Untuk itu skill yang harus dimiliki oleh masyarakat digital di antaranya kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berkoordinasi, bernegosiasi dan persuasi, serta mentoring kepekaan membantu hingga kecerdasan emosi.

Masyarakat digital juga dituntut untuk mampu aktif mendengarkan, berpikir logis dan monitoring diri sendiri. Selain itu juga dituntut untuk mampu melakukan penilaian dan mengambil keputusan dengan pertimbangan cost benefit.

Sementara itu di era serba digital ini, para orangtua perlu melindungi anak dari dampak negatifnya.

Hal itu dikatakan oleh Arif Rahman, direktur pendidikan ibnu masud islamic school, bahwa ada lima hal yang harus diketahui mengapa ilmu parenting era digital menjadi penting bagi orang tua dan calon orang tua.

Pertama. Ilmu parenting penting agar memiliki kesiapan diri untuk mengasuh anak dengan ilmu yang memadai yaitu agama dan akhlak sesuai perkembangan zaman dimana anak bertumbuh dan hidup besar.

Berbekal ilmu parenting membuat kita mampu memahami perbedaan kondisi psikologis anak yang berbeda-beda. Selain itu agar bisa meminimalisir risiko membesarkan anak di era digiital dengan tantangan yang makin besar. 

Dengan belajar parenting orang tua menjadi percaya diri ketika menghadapi masalah dalam pengasuhan anak.

Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti Robby Wahyu Sr Security Consultant MAXPLUS, Febri Cahya Pratama Co-Founder Vidi.co, dan Fandy Ruby, Key Opinion Leader.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital, untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *