Headlines

3 Tantangan Indonesia Lakukan Tranformasi Ekonomi Digital

Manggarai  – Meski pengguna komputer Indonesia tercatat mencapai 20,2 juta, namun tingkat literasi digitalnya masih relatif rendah. 

Bahkan, menurut CEO Viding, Alki ADi Joyo Diharjo dalam Webinar Gerakan Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu, (14/7/2021), mengatakan bahwa tidak sampai 1 persen dari penduduk indonesia yang cakap digital untuk kegiatan ekonomi produktif. 

Ini juga tidak terlepas dengan tantangan transformasi digital lainnya. Alki menyebut setidaknya ada tiga tantangan utama yang dihadapi. Pertama ialah soal infrasruktur. 

“Kita akui sejumlah daerah sudah 4G tapi banyak daerah yang masih 3G. Kenapa ini terjadi? karena tangtangan membangun infrastruktur yang terpisah laut usahaya lebih tinggi,” ujar Alki. 

Ini berbeda dengan membangun infrastukrur di negara yang hanya berupa wilayah daratn. Ongkos membangun dan teknologi yang dibutuhkan relatif lebih mahal. 

“Tapi indonesia membangun Palapa Ring. Jadi pemerintah berusaha untuk meningkatkan infrastruktur di daerah. Jadi harapannya semakin merata,” kata Alki. 

Ia melanjutkan bahwa tantangan selanjutnya ialah soal Sumber Daya Manusia. Ia mengatakan bahwa kurikulum pendidikan, baik hingga peruguruan tinggi belum disiapkan untuk masuk kerja di industri telekomunikasi. 

“Jadi kita bootcampkan dulu selama 6 bulan, ini tidak bisa disikat rata. Sebagian besar ini mereka ada di kota kota tier 1 seperti Jakarta, Bandung Surabaya. di luar itu kesulitan,” kata dia. 

Menurut Alki, akan sulit mengembangkan dan mentransformasi ekonomi ke digital jika tidak didukung oleh SDM yang kompeten. 

Tantangan lain yang juga berpengaruh ialah ekosistem. Menurut Alki ekosistem yang mendukung jadi penting untuk terus mengembangkan ide dan gagasan yang ada. 

“Kita membutuhkan pengembangan yang butuh waktu dan biaya, jika tidak ada ekosistem, atau lemabga akselerator atau venture capital, potensi yang ada layu sebelum berkembang,” kata dia. 

Sementara itu, dalam acara yang sama Senior Security Engineer MAXPLUS, Fadly Arihsa memaparkan tentang modus dan cara menghindari spamming dan hacking.

“Spamming ini tujuannya untuk mengirim pesan dalam jumlah besar terhadap penerima yang teleh ditentukan. Biasanya digunakan untuk kebutuhan periklanan da promosi,” ujar Fadly. 

Fadly menjelaskan, bahwa spamming juga cenderung banyak disalahgunakan untuk penipuan. Ia memaparkan, bahwa spamming digunakan untuk menjebak korban dengan data mengenai kartu kredit. 

“Bisa juga terkait dengan informasi login E-Banking, informasi login, Ecommerce, sampai juga media sosial,” kata Fadly. 

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi di wilayah Kota Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur ini juga menghadirkan pembicara, Akademisi dan pegiat teknologi Moyo Hadi Purnomo, dan Key Opinion Leader Denny Abal. 

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *