Headlines

Gunakan Anti Virus Berbayar Untuk Menghindari Hacking

Badung – Serangan siber kian mengganas sejak awal 2020. Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional Badan Siber dan Sandi Negara mencatat ada lebih dari 80 juta serangan siber sejak Januari hingga Maret 2020. Angka tersebut melesat lebih tinggi dibandingkan tahun lalu dengan periode sama, yang jumlah totalnya tercatat sekitar 13,6 juta. Artinya, serangan siber merupakan isu nyata yang sedang terjadi. 

Serangan siber ini terjadi karena lemahnya antisipasi keamanan sistem yang diterapkan oleh pemilik piranti, baik individu maupun perusahaan. Hal ini mempermudah terjadinya hacking atau penetration testing.

Dion Mario, Defensive Security Manager DANA Indonesia, menjelaskan hacking adalah tindakan menemukan titik entri yang mungkin ada dalam sistem komputer atau jaringan komputer dan akhirnya memasuki mereka. 

Hacking biasanya dilakukan untuk mendapatkan akses tidak sah ke sistem komputer atau jaringan komputer, baik untuk membahayakan sistem atau mencuri informasi sensitif yang tersedia pada komputer.

“Ada sejumlah cara untuk menghindari hacking, salah satunya adalah merahasiakan kode OTP untuk orang lain karena kode OTP hanya untuk diri sendiri. Selain itu gunakan password yang kuat dan unik  yang berisi perpaduan antara tanda baca, huruf besar dan angka,” ujar Dion Mario dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Badung, Bali, pada Rabu 7 Juli 2021. 

Pengguna juga bisa menghindari hacking dengan tidak pernah membagikan kata sandi kepada siapapun.  Yang tak kalah penting adalah jangan pernah mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya.

“Sebaiknya gunakan anti virus yang berbayar dan jangan membuka link seseorang yang tak dikenal serta gunakan multifunction otentifikation,” kata Dion.

Bila Dion Mario mengingatkan bahaya hacking, Kadek Budhi Suardana, Founder & Directore Atlantis International Collage, membagikan tips kepada pengguna internet yang baru akan memulai berbisnis online. “Setidaknya ada delapan cara ampuh untuk memulai bisnis online bagi pemula,” ujar Kadek Budhi.

Langkah pertama yang harus dilakukan pemula yang ingin berbisnis online adalah melakukan riset dengan mengecek tren bisnis yang ada di media sosial. Selain itu bisa juga lebih dulu bergabung ke grup dan komunitas dan membuat survei.

Setelah melakukan riset, penting juga untuk menganalisi competitor dengan mengelompokkan kompeitor serta mengunjungi web competitor tersebut. “Selanjutnya barulah mencari modal bisnis, menentukan target pasar, membuat produk serta website resmi sebelum memasarkannya,” imbuhnya.

Ia juga menyarankan dalam memasarkan produk tentukan strategi yang tepat dan memaksimalkan media sosial yang tepat juga untuk dipakai sebagai tools pemasaran.

“Untuk menambah pemasaran yang efektif optimalkan SEO dengan memanfaatkan google bisnis. Setelah semuanya berjalan lancer yang harus selalu dimaintain adalah tetap mempertahankan pelanggan setia.”

Selain Dion Maria, Defensive Security Manager DANA Indonesia pembicara lain adalah Alaika Abdullah, Virtual Assistant & Digital Content Creator, Kadek Budhi Suardana, AMd, Par, Founder & Directore Atlantis International Collage, I Made Gami Sandi Untara, S.Fil, Ma.Ag, Dosen STAHN Mpu Kuturan dan Key Opinion Leader Dafina Jamasir.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *