Headlines

Jadilah Orang Hebat Dengan Berinternet Secara Positif dan Kreatif

Bima – Jumlah pengguna internet Indonesia terus meningkat. Berdasarkan hasil laporan terbaru Hootsuite dan We Are Social, pengguna internet Indonesia mencapai 202,6 juta hingga Januari 2021.

Bila dibandingkan dengan jumlah pengguna internet pada tahun 2020, ada kenaikan 15,5% atau lebih dari 27 juta orang dalam 12 bulan terakhir.

Para pengguna internet Indonesia paling banyak menggunakan media sosial. Berdasarkan aplikasi yang paling banyak digunakan, secara berurutan posisi pertama adalah YouTube, WhatsApp, Instagram, Facebook, lalu Twitter. Facebook mendominasi tiga teratas dalam daftar lima aplikasi yang paling sering digunakan oleh pengguna berbasis Android di Indonesia. 

Melihat perilaku pengguna digital di Indonesia, Lily Marfuatun, sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan Taman Siswa Bima berharap dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. 

“Pemanfaatan internet hampir menyeluruh di semua bidang kehidupan mulai dari bisnis, pendidikan, gaya hidup, kesehatan, dan lainnya. Tapi pernahkah kita berpikir apakah cara mempergunakan dunia digital itu sudah benar dan memberi nilai positif?” ujar Lily saat berbicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bima, NTB Selasa 29 Juni 2021.

Agar internet memiliki manfaat, Lily mendorong masyarakat untuk melakukan hal-hal kreatif dan positif, seperti menciptakan karya baru atau menggunakan internet untuk edukasi.  

“Unggah konten yang bermanfaat. Hindari hoaks. Konten negatif, seperti menjelekkan dan menjatuhkan orang lain tidak perlu dibuat,” kata Lily memberi saran bagaimana mengisi ruang digital menjadi lebih positif.  

Jika ingin membagikan konten atau informasi, pertimbangkan nilai manfaatnya. Apakah konten tersebut memberi inspirasi dan kebenaran atau fakta yang bisa dipertanggungjawabkan? “Jadilah orang hebat dengan berinternet secara positif kreatif dan aman,” tandasnya.

Dalam webinar literasi digital wilayah Kabupaten Bima, NTT tersebut juga hadir Silvia Kartika Assistant Vice President Ecosystem & Business Development DBS Indonesia. Silvia mengungkapkan transformasi transaksi tunai ke non tunai sudah menjadi kebiasaan baru bagi masyarakat di masa pandemi. 

 “Ada berbagai alasan yang menjadi jawaban pertanyaan kenapa kita harus mempergunakan transaksi non tunai di saat pandemi. Salah satunya adalah dari sisi keamanan agar terhindari dari uang palsu dan terhindar dari pencurian,” ujar Silvia.

Dikatakannya juga selain keamanan, ada sisi kenyamanan, promosi dan higienie. Traksaksi bisa lebih cepat dan merchant tidak perlu menyiapkan kembalian dan tak perlu rekonsiliasi manual tiap setor ke bank. “Selain itu juga untuk meminimalisir kesalahan serta peningkatan omset untuk merchant karena customer lebih mudah dalam bertransaksi.”

Tak hanya itu dari sisi higienis juga sangat penting karena bertransaksi non tunai sangat membantu meminimalisir transmisi virus.  

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital juga  menghadirkan para pembicara yaitu Ruhut Marhata, Legal Counsel Advance Al, El Faisal, SEI, MM, Kabid Pemdes, DPMD Kabupaten Bima dan Key Opinion Leader Putri Masyita seorang Publik Figur.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *