Headlines

Wisatawan Nusantara Kunci Bangkitnya Sektor Pariwisata

“Hal ini sedikit banyak akan mengangkat branding Bali. Selain itu juga ada sejumlah kongres yang dilakukan di Bali. Ini menunjukkan bahwa Bali sesungguhnya siap. Negara yang tergabung di G20 saja mau datang ke Bali, wisatawan juga harusnya mau,” imbuh Cok Ace seraya menambahkan banyak kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan terpaksa dibatalkan karena tidak sesuai prokes.

Kunjungan wisatawan ke Bali kurang lebih baru 5%. Setelah hampir dua tahun wisata di Bali terpuruk, Cok Ace menyebutkan timbul kerusakan di berbagai fasilitas maupun sumber daya manusia (SDM). “Sebelum Covid teratur dilakukan pelatihan dan pertukaran tenaga kerja dan selama dua tahun terakhir hal itu tidak terjadi, karena saat ini SDM dioptimalkan seefisien mungkin. Oleh karenanya, untuk memulihkan wisata Bali 2022, akan dilakukan sejumlah terobosan, misalnya upaya agar kerusakan fasilitas tidak terjadi secara permanen,” ujar Wagub Bali.

ITDC Paling Siap Menuju New Normal Pariwisata

Saat ini, kata Cok Ace, setidaknya ada dua hal yang dapat disiapkan Bali, yaitu meningkatkan daya tahan dan menggenjot daya saing. Dalam hal meningkatkan daya tahan, ia mengharapkan adanya hibah pariwisata yang segera terealisasi dan relaksasi tambahan juga suntikan soft loan. Sedangkan untuk meningkatkan daya saing, yang merupakan strategi jangka panjang, ia menekankan perlunya
perbaikan pariwisata, seperti perbaikan produk baik dari industri wisata itu sendiri maupun dari pemerintah berupa infrastruktur.

Menurutnya, tanpa usaha-usaha ini, kerusakan yang ada bisa menjadi permanen, sehingga upaya perbaikan perlu dilakukan. “Diharapkan pasca Covid-19, kita lebih siap bersaing dengan pasar global,” tegasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Didien Junaedy, selama pandemi COVID-19, industri pariwisata terpukul sangat parah. Pihaknya percaya, pariwisata domestik memiliki potensi, dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar dan destinasi yang beragam.

Wacana Taksi Online Dilarang, PHRI: Jangan Jatuhkan Image Pariwisata Bali

“Tahun 2018, GIPI membuat paradigma baru pariwisata Indonesia, berupa upaya mengembangkan pariwisata domestik. Kita percaya bahwa pariwisata domestik Indonesia sangat besar bahkan lebih besar dari negara lain. Destinasi banyak dan infrastruktur sudah baik. Yang dibutuhkan adalah stimulus berupa bridging capital, khususnya untuk industri menengah ke bawah,” ujar Didien.

Diedien menambahkan, untuk membangkitkan pariwisata Indonesia juga butuh partisipasi semua pihak, termasuk taat prokes, patuh pada CHSE dan dilaksanakan tersistem dan bertanggung jawab,. “Setiap orang bertanggung jawab karena kita tidak akan tahu kapan pandemi Covid-19 akan selesai,” ujarnya.

Tak kalah penting, faktor yang harus dimiliki pelaku pariwisata adalah kesiapan mental dan spiritual, serta bentuk dukungan langsung seperti kesempatan bagi pelaku pariwisata untuk menghidupkan kembali bisnisnya. Dia mengatakan, saat ini banyak potensi wisata domestik yang bisa dikembangkan, misalnya desa wisata yang bisa dikolaborasikan antara pemerintah pusat dan pemda. “Kuncinya dengan kolaborasi kita bisa kembangkan wisata domestik,” tandas Didien.

Dukung Pariwisata Bali, Bir Bintang Kampanyekan Pengelolaan Sampah Bertanggungjawab

Pentingnya kolaborasi juga disoroti oleh Putri Pariwisata Indonesia 2021, Tisya Laura Dewi Laura.“Di awal-awal pandemi banyak yang pesimis, namun dengan adanya kolaborasi pemerintah, pelaku wisata dan masyarakat kita bisa meningkatkan sektor pariwisata cukup cepat. Selain itu adanya Program CHSE dan Pariwisata Berkelanjutan sangat meyakinkan masyarakat untuk kembali berwisata,” tuturnya.

Laura menambahkan, promosi pariwisata tidak lepas dari media sosial di zaman sekarang. Cara yang dilakukan Laura adalah setiap kali promosikan destinasi wisata sesuai dengan kondisi yang dijanjikan. “Saya buat menjadi konten dengan literasi menarik yang membuat wisatawan domestik tertarik dilengkapi tagar #diIndonesiasaja untuk meningkatkan kepercayaan dan kepedulian masyarakat di Indonesia,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *