Headlines

Ini 5 Profesi yang Tren di Era Digital

Sorong – Teknologi selalu berkembang seiring waktu dan membawa kita ke era informasi digital yang memudahkan komunikasi kita, pendidikan, belanja, mendapatkan berita, dan sebagainya. Macam-macam dampak perkembangan teknologi pelan-pelan membawa dampak perubahan pada hidup kita. Saat ini kita masuk ke era revolusi indsutri 4.0 yaitu era serba digital di mana setiap hal terintergasi oleh internet atau internet of things.

“Situasi pandemi memaksa sebagian orang untuk berusaha dan bekerja dari rumah. Ini juga yang mempercepat kita dalam proses transformasi digital,” ujar Gebryn Benjamin (Gege), seorang Lead Creative Strategy Frente Indonesia, dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Sorong, Papua Barat, Senin (16/8/2021).

Berkembangnya era digital menghadirkan profesi baru. Profesi era digital ini membutuhkan skill atau kemampuan digital yang mumpuni juga. Bagi perusahaan juga saat ini harus bergerak mengikuti arus transformasi digital. 

Perusahaan memiliki website, sosial media, dan terjun di bisnis big data. Gege mengatakan, era ini merupakan era tumbuhnya data. Bahkan data disamakan pentingnya dengan uang, yakni sebagai aset. Untuk membantu perusahaan dalam transformasi digital, berikut ialah profesi yang dicari.

1.    App Developer

App Developer atau pembuat aplikasi merupakan seseorang yang bekerja untuk membuat aplikasi pada smartphone, Android, iOs atau bisa juga membuat website. Aplikasi-aplikasi yang beredar saat ini mulai dari marketplace, pendidikan, perbankan, dan lainnya dibuat oleh app developer. Orang yang terjun ke profesi ini biasanya merupakan orang yang suka dengan program atau pemrograman. Orang yang menguasai bahasa pemrograman kemudian bisa nik level menjadi app developer. Tidak hanya mengerti terkait pemrograman dan bahasany, app developer juga harus paham mengenai tren industri, market, pengguna, dan pertimbuhannya.

2.    Data Entry dan Analyst

Pertumbuhan bisnis data semakin pesat, maka dari itu banyak perusahaan yang membutuhkan data entry dan data analyst. Pada dasarnya dara entry merupakan pekerjaan yang bertugas untuk  menginput atau memasukkan data dan bisa dilakukan dari latar belakang pendidikan apapun. Sementara itu, data analyst merupakan tingkatan di atas data entry, yakni profesi yang mempelajari sekumpulan data untuk keperluan perusahaan. Misalnya, dengan tujuan mencari demografi pembeli, kebutuhan pasar, dan sebagainya.

3.    UI/UX Designer

Para UI/UX designer bertugas untuk membuat tampilan website menarik, mudah dimengerti, dipahami, dan bisa digunakan oleh penggunanya. Misalnya, tampilan antar marketplace yang hampir mirip, tetapi tetap memiliki perbedaan.

4.    Social Media Specialist

Saat ini semua perusahaan telah memiliki media sosial. Tidak hanya perusahaan, pejabat, influencer, toko online, hingga media telah menggunakan media sosial sebagai tempat berinteraksi dan promosi. Dalam pengelolaan media sosial ini dibutuhkan social media specialist. Profesi ini bekerja untuk membuat rencana konten, menyortir konten, menarik audiens, meningkatkan engagement, dan promosi baik untuk perusahaan maupun perorangan.

5.    Digital marketing

Pekerjaan digital marketing yakni bertanggung jawab dalam segala bentuk pemasaran dan branding produk dari suatu perusahaan. Profesi ini membutuhkan banyak ilmu dalam hal pemasaran, misalnya SEO (Search Engine Optimization), SEM (Search Engine Marketing), sosial media marketing, konten marketing, hingga iklan. Gege mengatakan, kemampuan ini banyak dicari oleh perusahaan yang menggunakan website dan sosial media. Contohnya, email berisi promosi dari sebuah aplikasi atau platform belanja online.

“Era pandemi dan transformasi digital juga terus menumbuhkan profesi lain yang dicari dan divutuhkan khalayak umum. Misalnya dokter dan tenaga kesehatan untuk berkonsultasi secara online. Dibuttuhkan juga orang yang ahli terhadap keuangan karena era ini terdapat tren investasi,”

Untuk itu, hal yang perlu dipersiapkan dalam mempelajari dan menjadikan diri dalam satu profesi tersebut ialak kemauan, kemampuan soft skill dan hard skill, serta konsistensi dalam belajar agar mahir. Gege menyatakan, memulainya pun dapat dilakukan sejak saat ini. Majunya teknologi yang semakin cepat mengharuskan kita untuk cepat dalam belajar. Ia mebgatakan, apabila tidak dimulai dari sekarang, bisa saja kita mengalami keterlambatan.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Sorong, Papua Barat, Senin (16/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Nurul Amalia (Pramugari Saudi Airlines Digital Content Creator, Forex Trader), Evalda Cherrys Yandeday (Ka. Kom RPL SMK TI Bali Global Jimbaran), dan Denny Abal (Key Opinion Leader).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *