Dorong Produksi Budidaya Perikanan, KKP Bekali Penyuluh Dengan Pelatihan Teknis

0

Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) menyelenggarakan “Pelatihan Teknis Budidaya Perikanan bagi Penyuluh Perikanan” pada 9-15 Juni 2020. Diikuti oleh 212 penyuluh dari Wilayah Kerja BPPP Medan, kegiatan dibuka pada Selasa (9/6).

Turut hadir dalam kesempatan ini Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja, Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati, dan Kepala BDA Sukamandi Hernan Mahardika.

Pelatihan dilakukan secara daring melalui metode ceramah, pendalaman materi, dan tanya-jawab. Di akhir pelatihan, para peserta juga diberikan quiz dan penugasan guna menguji kemampuan para penyuluh dengan pengetahuan baru yang diserapnya.

Kepala Puslatluh Lilly Aprilya mengatakan, pelatihan ini sejalan dengan arah kebijakan KKP untuk memperkuat sektor budidaya pada tahun 2020-2024 untuk meningkatkan ekspor, ketahanan pangan, dan lapangan pekerjaan.

Sejumlah komoditas unggulan pun menjadi fokus peningkatan budidaya. Beberapa di antaranya udang, rumput laut, lobster, ikan patin, ikan hias, ikan sidat, dan magot. Sebagai langkah nyata, KKP juga berencana mengembangkan 5 lokasi budidaya udang di Indonesia sebagai pilot project yakni Sukabumi, Indramayu, Sulawesi Selatan, Buol, dan Aceh.

Penguatan budidaya menjadi semakin penting dengan adanya pandemi COVID-19 saat ini. Pasalnya, masyarakat membutuhkan suplai pangan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani.

Untuk itu, KKP turut mendorong SDM yang dimilikinya agar siap mendorong peningkatan produksi budidaya ke depannya. Salah satunya penyuluh perikanan yang menjadi perpanjangan tangan KKP kepada para pelaku usaha di lapangan.

“Penyuluh perikanan diharapkan bisa berperan memberikan pencerahan masyarakat (enlightening); memperkaya masyarakat dengan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi (enrichment); serta memberdayakan masyarakat dalam berbagai aktivitas kelautan dan perikanan (empowerment), termasuk terkait teknis budidaya ini,” ucap Lilly.

Sebagai informasi, setiap penyuluh perikanan memiliki kelompok binaan budidaya ikan (pokdakan) di wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Mereka bertanggung jawab untuk membina kelompok tersebut agar terus tumbuh, baik secara produksi maupun kesejahteraan.

Wilayah Kerja Satminkal BPPP Medan sendiri memiliki 634 penyuluh yang membina 3.605 kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) yang tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.

Sejalan dengan itu, Kepala BRSDM Sjarief Widjaja meminta agar para penyuluh membekali diri dengan pengetahuan budidaya yang komprehensif dari hulu ke hilir. Tak hanya tentang teknik budidaya namun mencakup cara memproduksi pakan, manajemen benih dan induk unggul, vaksin, pengaturan lingkungan, serta kalkulasi biaya usaha.

“Ini yang saya mohon parav penyuluh berpikirnya secara lengkap. Bukan hanya menghasilkan udang tapi bagaimana menghasilkan pakan dan benih? Bagaimana manajemen air di lokasi tambak kita?,” ujarnya.

Sjarief mengingatkan bahwa setiap daerah mungkin memiliki kondisi dan kendala yang berbeda-beda sehingga harus ditangani secara berbeda pula. Oleh karena itu, ia mendorong agar para penyuluh perikanan saling bertukar informasi satu sama lain. Dengan begitu, pengetahuan yang dimiliki tiap penyuluh pun semakin kaya sehingga dapat memberikan solusi atas berbagai masalah yang dialami pelaku usaha di lapangan.

“Mari kita gunakan forum ini untuk saling berkomunikasi. Dengan begitu, kehadiran kita betul-betul bisa bermanfaat dan dirasakan oleh masyarakat,” tutupnya.(fik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *