Menangkap Peluang Bisnis E-commerce di Indonesia
Karangasem – Industri e-commerce di Indonesia berkembang pesat dengan tingkat pertumbuhan yang menyamai dunia. Pertumbuhan pesat ini banyak difasilitasi oleh kehadiran marketplace. Dengan kemudahan dalam membuka lapak atau toko online, kini pelaku bisnis dapat menawarkan jasa atau produk secara digital dengan jangkauan konsumen yang lebih luas.
“Lebih mudah dan praktis dengan jangkauan yang lebih luas. Selain itu lebih hemat biaya, misalnya market place seperti shopee atau Lazada, sebagai perantara penjual pembeli. Kita sebagai pemilik produk hanya manage urusan dengan pembeli saja. Semua aktivitas lain seperti pengelolaan website sudah diurus oleh platform tersebut,” kata Ida Bagus Ketut Pujayasa, Ketua Forum Desa Wisata Karangasem dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Karangasem, Bali, pada Kamis 8 Juli 2021.
Menurut GlobalWebIndex tahun 2019, Indonesia merupakan negara dengan tingkat adopsi e-commerce tertinggi di dunia. Sebanyak 90% dari pengguna internet berusia 16-64 tahun di Indonesia pernah melakukan pembelian produk dan jasa secara online.
Ini merupakan tantangan dan juga sekaligus kesempatan yang baik untuk pelaku bisnis, mulai dari UMKM hingga brand ternama untuk berkembang pesat di Indonesia.
Untuk menangkap peluang tersebut, Ida Bagus Ketut Pujayasa menyarankan pelaku usaha untuk mulai memanfaatkan media sosial dengan membuat personal branding yang bertujuan sebagai identitas.
“Yang penting dilakukan adalah membuat brand dan mempresentasikan produk agar bisa lebih dikenal oleh banyak orang semisal memakai Facebook, Instagram, website. Bisa memakai story telling. Misalnya Kain Bali dihadirkan cara pembuatannya, siapa yang berperan dan terlibat, kelebihan apa atau adakah komunitas,” bebernya.
Sebisa mungkin, dalam konten promosi di media sosial juga mengikutsertakan komentar tamu yang pernah ada untuk mendapatkan masukan. Selanjutnya, tinggal memulai promosi dengan tulisan atau copy writing.
“Jangan lupa tentukan target pasar yang mau disasar,” katanya.
Untuk lebih bersaing di pasaran penting juga melihat brand kompetitor sehingga kita bisa mengadaptasi cara, profil yang ditampilkan kompetitor. Juga bisa dipelajari cara mereka memahami selera pelanggan dan cara mereka menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
“Agar brand kita mudah diingat maka bikinlah yang unik dan beda, itu nilai utama dari branding sebagai identitas perusahaan,” tambahnya.
Ia juga mengutarakan keuntung menggunakan e-commerece yaitu memiliki jangkauan yang lebih luas, tak terbatas waktu, berbiaya murah dan bekerja dari manapun bisa. “Kelebihan lain adalah kita tidak perlu stok barnag sendiri dan lebih mudah mengelola transaksi dan pengiriman.”
Selain Ida Bagus, juga hadir dalam webinar yang dipandu oleh Yulian Noor ini para pembicara lain seperti, Sofia Sari Dewi, desainer dan pegiat media sosial, Gebryn Benjamin, Lead Creative Strategy, Made Dwi Setyadhi Mustika, SE, M.Si.Dosen Presenter TV, dan Putri Masyita sebagai Key Opinion Leader.