Di Era Digital, Setiap Orang Harus Punya Skill Plus Analisis

0

Lombok Tengah  – Etika menjadi rambu-rambu yang amat diperlukan dalam kehidupan sosial manusia di tengah peradaban masyarakat. Begitu juga kehidupan dunia maya membutuhkan rambu-rambu untuk membatasi kita di media sosial.

Menurut H. Nuriadi, M.Hum, Dosen FKIP Universitas Mataram, pembicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah  Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat 16 Juli 2021, di dunia maya dibutuhkan kecakapan digital agar hidup berjalan tanpa masalah.

“Di dunia digital, ada etika untuk membatasi kita untuk menahan diri dalam mengunggah konten yang bermasalah. Siapa Anda dan tergantung jari yang menentukan apakah kita damai atau bermasalah,” ujar Nuriadi dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama Siberkreasi.

Ditambahkannya juga, di abad ke-21 dimana dunia digital menjadi begitu berkembang dibutuhkan sejumlah kecakapan kreativitas, komunikasi, sikap kritis dan kolaborasi.

“Kemampuan berkomuniikasi dan kreativitas yang ditunjang sikap kritis dengan tidak gampag menerima apa adanya dan berkolaborasi, bekerjasama dan mau berbagi dengan orang lain sangat diperlukan,” imbuhnya.

Kecakapan ini akan berjalan dengan sukses dengan adalanya kolaborasi dan melibatkan semua elemen yang ada karena apa yang ada harus dikomunikasi hingga tersampaikan pesan positifnya.

Ia juga menyampaikan sebagai pengguna teknologi digital, ada ketrampilan dasar yang sebaiknya dikuasai yaitu mengenal perangkat lunak dan perangkat keras komputer dan gadget yang kita miliki.

“Punya gadget bagus jangan sampai terbuai dengan kecanggihan tapi tidak mampu memanfaatkan beragam fiturnya. Jadi punya gadget jangan hanya untuk gaya-gayaan saja tetapi harus mampu memanfaatkan fiturnya agar lebih smart,” tuturnya.

Lebih jauh, ia mengatakan pemanfaatan gadget ini tentunya harus dalam hal yang positif agar gadget busa menjadi alat untuk meningkatkan pengetahuan diri sendiri dan juga bisa bermanfaat untuk orang lain.

Dalam cakap digital, penggunanya harus bijak menerima dan berbagi informasi yang ada. Selain itu wajib juga untuk membedakan mana media mainstream yang benar dan media sosial yang kadang informasinya menyesatkan.

“Media mainstream yang benar bisa menjadi sumber referensi data dan fakta serta bisa dipertanggungjawabkan sementara media sosial harus dicek dulu kebenarannya sebab apapun dan siapapun bisa muncul di sana. Ingat hoaks bergentayangan di media sosial,” jelasnya.

Menurutnya ada sejumlah nilai-nilai etis dalam bermedia sosial, diantaranya adalah bertanggungjawab, empati, otentik, integritas dan kearifan.

Pentingnya kecakapan digital dalam bermedia sosial juga dikatakan oleh pembicara lain Dr. Jupri, M.Pd, Dosen Pasca Undikma, bahwa masyarakat harus berupaya menjadi masyarakat digital yang cakap teknologi.

“Literasi adalah proses surfing di dunia maya dan tidak boleh sembaran karena ada beberapa hal yg harus dipatuhi dan dihindari.  Kita berada dalam revolusi transformasi dimana semua orang berselencar di era navigasi sendiri,” jelas Jupri.

Dilanjutkannya juga, karena semua orang berselancar di era navigasi sendiri yang cenderung abai. Dan di media sosial dengan pengguna yang lebih banyak remaja yang belum matang dan kadang salah kaprah.

Untuk itu perlunya sikap bijaksana dalam berliterasi meski dalam perjalanan ada rintangan dan butuh trik-trik tersendiri untul lari dan menghindari agar terhindar dari masalah. “Sekarang skill yang dibutuhkan harus bertambah dan tiap orang harus memiliki skill plus analisis,”ucapnya.

Selain Jupri dan Nuriadi, juga hadir pembicara lain yaitu Anggie Ariningsih, CEO Fintech P2P Lending dan Zilqiah Anggraini sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *