32 Persen Pencurian Data Internet Dilakukan dengan Phising.

0

Dompu – Kejahatan digital yang menjadi dampak negatif dari semakin berkembangnya kemajuan teknologi membutuhkan kecakapan digital dari setiap pengguna internet.

Menurut Alex Iskandar, MBA, Managing Director IMFocus Digital Consultant dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Timur, Jumat 16 Juli 2021, tiap pengguna dunia digital harus memahami bagaimana beraktivitas di internet secara aman.

“Banyak kejahatan di internet yang kerap terjadi dan amat mengkhawatirkan, salah satunya adalah Phising dengan modus mencuri data pengguna dengan pengelabuan. Kita ditipu secara tak sadar atau ditakut-takuiti dan diiming-imingi. Pelaku biasanya mengaku sebagai institusi yang berwenang,” ujar Alex dalam webinar yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.

Lebih lanjut, kata Alex biasanya pelaku memancing korban untuk memberikan informasi secara sukarela tanpa disadari sehingga data-data pribadi korban bisa dicuri dan dipergunakan untuk keuntungan pribadi pelaku.

Alex mengatakan bahwa dari penelitian diketahui 32 persen pencurian data dilakukan dengan phising. Diketahui juga sudah ada 166 ribu lebih website phissing dan diperkirakan akan bertambah terus.

Ada beberapa jenis phising diantaranya adalah email phising, massive phising, whaling phising dan web phising. Dan yang terbanyak terjadi adalah email phising dengan jumlah sekitar 33,5 persen.

Email phissing dilakukan dengan menggunakan email palsu untuk meyakinkan korban dan mengarahkan korban untuk meng klik link yang mereka bagikan. Sementara massive phissing dilakukan dengan mengirimkan ribuan atau jutaan email ke banyak orang. Sedangkan whaling phissing dilakukan dengan menargetkan individu penting, pengusaha dan lainnya.

Dengan mengerti modus operandi para pelaku kejahatan, kita bisa menghindari tipu muslihat pelaku. Untuk itu sebelum meng klik web yang ditawarkan harus didahului oleh pemikiran dulu. “Jangan terbali, klik dulu baru share akan menyesal nantinya sudah terlanjur tertipu.”

Pesatnya dunia digital berikut dampak positif dan negatifnya juga dibicarakan oleh pembicara lain, DR Ihlas Hasan, S.Pd, I, SH, M.Pd, Dosen IAIM Bima yang mengatakan bahwa kita hidup di abad digital dimana teradi revolusi industri 4.0. 

“Seorang pakar, Marshal Mc Luhan menyebutnya sebagai global village, kemajuan Ipptek dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti transportasi,  jualbeli, kesehatan hingga dunia Pendidikan,” ujarnya.

Dikatakannya kecakapan pengguna literasi digital mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, meggunakan, membuat serta memanfaatkan dengan bijak cerdas cermat serta tepat sesuai kegunaannya. “Inti abad 21 adalah learning dan inovasi skill, informasi media dan teknologi skill juga life dan care skill.”

Dijelaskannya juga ada empat kerangka digital yaitu digital skill, sigital safety, digital culture dan digital ethics. Dan ada sejumlah keuntungan kita memanfaatkan literasi digital, diantaranya adalah lebih menghemat waktu, cepat, aman, dapat informasi terkini, selalu terhubun dan bisa membuat keputusan yang lebih baik.

“Selain itu literasi digita ll bisa dipakai untuk membantu dalam bekerja, membuat lebih bahagia dan juga mampu mempengaruhi dunia.”

Selain Alex dan Ihlas, juga hadir pembicara lain yaitu Nasrin.H. Mukhtar, S.Adm, Owner CV Tri Utami Jaya dan Ichal Muhammad sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *