Seram – Saat ini kita semua tengah berada di era digital dimana semua kegiatan yang mendukung kehidupan sudah dipermudah dengan adanya teknologi. Sebelum  era digital dimulai dengan fase-fase seperti digitisasi (perubahan dari analog ke digital), digitalisasi (pemanfaatan digital dalam penggunaannya) dan transformasi digital (pemanfaatannya lebih besar lagi) dengan efisiensi dan efektivitasnya lebih ditingkatkan lagi.

Menurut Aditya S Retraubun, dari Himpunan Pramuwisata Indonesia Maluku dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku Jumat 16 Juli 2021, saat ini tergantung kondisi masing-masing apakah sudah dalam tahak kehidupan digitisasi, digitalisasi atau transformasi digital.

Sementara itu terkait pariwisata, Aditya mengatakan bahwa pariwisata itu penting untuk menambah pengetahuan tentang banyak hal dan untuk berbagi budaya serta untuk perdamaian dunia.

“Selain itu pariwisata dirasa penting juga adalah untuk menjaga alam sehingga banyak dikenal ekowisata. Yang juga jadi pertimbangan kenapa pariwisata penting adalah untuk ekonomi tak hanya untuk devisa tapi juga ekonomi skala kecil karena kedatang turis berdampak multiplier effect banyak yang terdampak dari sisi pemasukan,” ujar Aditya dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.

Lebih lanjut, kata Aditya dengan sejumlah keuntungan adanya teknologi digital di bidang pariwisata kita bisa tahu banyak tempat tempat yang belum kita kunjungi secara mendetil dan semuanya ada di internet.

“Sehingga pengetahuan tentang segala hal lebih bebas, capa, meluas. Dan promosi dan pemasaran suatu produk dan jasa atau pariwisata lebih efektif karenaq bisa menjangkau banyak orang dan lebih efisien karena tak perlu biaya banyak jika betul-betul dimanfaatkan. Selain itu transaksi dan manajemen juga lebih mudah,” ujar Aditya.

Kendati banyak keuntungan, ada juga sejumlah ancaman di era digital yaitu diantaranya ancaman cybercrime, informasi campur aduk, berkompetisi dan berkurangnya peran manusia.

“Dalam menghadapi perubahan-perubahan dan ancaman itu selain tetap waspada kita juga dituntut untuk tetap siaga dan selalu melek terhadap perubahan. Selain itu kita juga terus berinovasi, menjaga jejaring yang menjadi kunci penting keberhasilan usaha,” jelasnya.

Ia juga mengatakan bahwa di era digital ini pariwisata adalah bidang penting dan era digital tidak terelakkan. “Pastinya ada tantangan dan kesempatan, dan semua itu bisa dilakukan jika kita tetap smart.”

Sementara itu Fadli Arihsan mencoba mewanti-wanti kita agar berhati-hati dengan ancaman kejahatan di dunia digital disamping banyaknya manfaat positif yang bisa kita ambil.

Ia memberi catatan lebih pada dua jenis kejahatan di dunia maya yang kerap lebih sering terjadi yaitu spamming dan hacking.

Menurutnya awalnya tujuan spamming adalah mengirim iklan promosi produsen produk perusahaan saat punya produk baru. Tetapi cenderung saat ini banyak disalahgunakan untuk penipuan

“Modusnya adalah mau mengakses kartu kredit, nformasi pribadi, login e banking, e-commerce ataupun login sosial media. Biasanya mereka menebar jaring ke banyak target dengan harapan beberapa persen diantaranya bisa terpedaya,” jelas Fadli.

 Sementara Hacking adalah aktivitas pengambilalihan aset data digital maupun data elektronik lainnya baik berupa perangkat infrastruktur sistem maupun informasi. “Maksudnya disini adalah pelaku bisa mengontrol dari sisi teknologi informasi aktivitas komputer kita,” imbuhnya.

Selain Aditya dan Fadli, juga hadir para pembicara lain yaitu Agus Rachmat Nurlette, PEndamping UMKM di Seram Bagian Timur dan Adelita sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *