Dilema Dunia Digital, Bikin Lebih Konsumtif atau Produktif?

0

Lombok Tengah- Belanja online kerap didakwa sebagai penyebab munculnya sifat konsumtif masyarakat saat ini. Bagaimana tidak, perkembangan teknologi membuat manusia lebih mudah melakukan transaksi digital, mulai dari belanja online hingga kemudahan membayar tagihan.

Menurut Apriliawan Sukma, Ketua Pemuda Tani Bonjor, ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat terjebak dalam kebiasaan konsumtif di dunia digital.

Pertama, adanya perspektif jangka pendek seperti maraknya promosi dan diskon untuk produk yang bisa jadi tidak dibutuhkan masyarakat.

“Diskon membuat kita berlomba-lomba belanja online. Apalagi ada pembayaran online yang sangat mudah diakses masyarakat,” kata Apriliawan saat berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat (23/7/2021).

Kedua, perilaku konsumtif terjadi karena faktor kebiasaan dalam kelompok. Misalnya, mata Apriliawan, ada anggota kelompok yang memengaruhi anggota lain untuk membeli sesuatu.

Ketiga, prestise atau kebanggaan memiliki barang-barang bermerek yang dibanderol dengan harga mahal.

Keempat, faktor konsumtif juga bisa terjadi karena bentuk adaptasi teknologi. “Anak muda masa kini cepat beradaptasi dengan teknologi,” tambahnya.

Faktor kelima dan yang tak kalah penting, Apriliawan juga menyinggung mengenai kebiasaan masyarakat meniru figur publik ternama seperti artis dan influencer. 

Di sisi lain, Apriliawan juga tidak menapik manfaat dunia digital, khususnya dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta kehidupan sehari-hari.

Apalagi kebiasaan belanja online juga diiringi dengan tumbuhnya pelaku usaha yang ditopang oleh marketplace di dunia digital.

“Jualan dan iklan di mana-mana terutama di aplikasi media sosial. Ini adalah bagaiman kita mempromosikan produk kita ke depan,” tambah Apriliawan.

Di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, dunia digital juga dapat membantu pekerja dan pelajar untuk tetap melakukan kegiatan dan kewajibannya, meski harus dilakukan dari rumah.

“Dunia digital juga bermanfaat untuk pengembangan diri termasuk melakukan remote work dan menjajal keberuntungan di media sosial,” tandasnya.

Apriliawan Sukma bersama narasumber lain yaitu Business Development Manager Fintech Tunai Kita Adinda Atika, Kepala Prog. Teknik Komputer Informatika SMKN 1 Praya Desi kartikawati, S. ST, serta Fandy Ruby mengisi acara webinar Gerakan Nasional Literasi 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital sendiri merupakan rangkaian panjang dalam kegiatan webinar yang dilakukan di seluruh penjuru Indonesia. 

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Ada empat pilar utama yang digaungkan yaitu Budaya Bermedia Digital, Aman Bermedia, Etis Bermedia Digital dan Cakap Bermedia Digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *