Sebelum Cakap Digital, Upaya Keamanan Harus Didahulukan
Sumbawa Barat – Digitalisasi sudah merambah berbagai sektor kehidupan, tidak terkecuali pendidikan. Pertumbuhan digitalisasi yang masif memaksa kita untuk melek terhadap teknologi digital. Digitalisasi memang membawa banyak dampak positif dan berbagai kemudahan.
Di samping sejumlah dampak positif dan kemudahan, tapi akan membawa dampak negatif jika pengelolaannya tidak dilakukan dengan bijak. Seperti yang dikatakan oleh Agus, S.Pd, Sekdis Dikbud Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) bahwa kejahatan di dunia digital semakin meningkat.
“Keamanan digital adalah upaya perlindungan terhadap asset informasi digital. Kata kuncinya dalah keamanan, sebelum cakap harus aman dulu, karena setiap asset digital ini sedetil mungkin berpotensi disalahgunakan orang,” ujar Agus dalam webinar literasi digital wilayah Kabupaten Sumbawa Barat, NTB Jumat 23 Juli 2021.
Ia juga mengatakan terlebih lagi karena tidak terbatasnya akses dan orang orang selalu cari celah untuk memanfaatkan media digital. Akses tersebut bisa lewat beragam media digital seerti komputer, ponsel, smarts watch, storage device printing, device network, device CCTV, time attendande system hingga multimedia device.
Selanjutnya setelah mengenali semua jenis media digital, setiap pengguna harus memastikan perangkat itu aman dari pengguna yang lain. “Proteksi perangkat kita aman karena di dunia maya kita meninggalkan jejak, sedikit keteledoran berdampak fatal buat kita,” ujar Agus dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi.
Ia juga memerinci beberapa macam jejak digital yang yang bisa ditinggalkan yaitu postingan di medsos, pencarian di google, tontonan youtube, pembeliam market place, aplikasi apa saja yang sudah diunduh, games online, Apps yang diunduh, musik online hingga situs web.
Jejak digital itu adalah jejak yag tertinggal disadari atau tidak, sulit dihilangkan dan rentan disalahgunakan dan cenderuig membawa masalah di kemudian hari.
“Dampak negatif jejak digital jika dimanfaatkan orang yngg tak bertanggungjawab akan bisa sangat berbahaya. Bisa terjadi phising serangan manipulatif dengan mencuri data dari pengguna dengan teknik pengelabuan,” jelasnya.
Untuk menghindarinya, laniut Agus para pengguna dunia digital haru menghindari penyebaran data pribadi. Selain itu harus diingat juga untuk selalu membuat pasword yang kuat, unpredictable sekuat mungkin sehingga sangat sulit untuk dideteksi orang lain.
Yang juga perlu dipahami adalah penggunaan user name dan real name. Real name bisa digunakan untuk hal-hal fomal misalnya bisnis, pekerjaan, atau pemerintahan. Untuk yang informal, hiburan atau santai biasakan menggunakan user name saja.
Sementara itu pembicara lain Nita Sellya mengatakan UMKM sangat memerlukan ruang digital untuk tetap bertahan di masa pandemic.
Bagi para pelaku UMKM, kelebihan menggunakan e-market juga tak kurang banyaknya. Semisal transaksi bisa lebih mudah dan cepat dengan jangkauan lebih luas ke seluruh Indonesia dan luar negeri.
Kemudahan dan efektif serta efisiensi penggunaan e-market telah ia rasakan saat memasarkan produknya Casolans Calming Series. Ia menggambarkan pada bulan Februari 2020 penjualan Casolans hanya 4, di bulan Juli 2020 setelah mencoba e-market menjadi 100 dan pada Februari 2021 meningkat lagi menjadi 500.
Ia juga berbagi tips bagi para pelaku UMKM lainnya yang ingin mengikuti jejaknya . Dikatakannya di dunia digital pemilik produk harus pintar mencerita produk yang akan diangkat. “Juga penting untuk menyebarkan testimoni-testimoni para pembeli dan memberikan layanan terbaik dan cepat merespon pembeli. Juga memilih media sosial dan e-market yang pas dengan produk.”
Dirinya juga yakin perkembangan e-market akan terus meningkat sejalan dengan kebutuhan dan kondisi saat ini. Sebagai gambaran ia mengungkapkan dari data per Januari-Maret 2021 didapat bahwa ada 126,4 juta pengunjung di Tokopedia per bulannya. Sementara di Shopee ada 117 juta kunjungan/bulan dan Bukalapak ada 31,27 kunjungan.
Selain Nita dan Agus, pembicara lain adalah Ir. Trisman, ST. MP. Asean.Eng, Kabid Ekonomi dan TTG DPMD Sumbawa Barat dan Ichal Muhammad.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.