Jangan Konsumtif, Pakar Ingatkan Bijak Saat Belanja Online
Biak Numfor -Tidak bisa dipungkiri, aktivitas belanja online telah mengubah skema jual beli dari yang tadinya dilakukan secara langsung, menjadi dilakukan dalam area digital.
Hanya saja ada anggapan bagaimana belanja online dapat menjadi masalah dan menjerumuskan manusia modern dalam lubang konsumerisme, hingga kesulitan untuk menabung.
Dikatakan General Manager TC Invest, Agus Jamiatul Firdaus, sebenarnya ada batas antara menabung dan belanja online, yang bisa dilakukan secara bersamaan.
Dengan penghasilan yang dimiliki dan sifat bijaksana, kata Agus, seseorang bisa tetap menabung dan melakukan belanja online sesuai kebutuhannya.
“Kita perlu ingat manfaat menabung yaitu menghemat pengeluaran supaya tidak boros, mengatur keuangan, merencanakan masa depan dan investasi jangka panjang,” kata Agus saat berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Biak Numfor, Papua, Selasa (27/7/2021).
Tak dipungkiri, tambah Agus, belanja online yang didakwa sebagai penyebab perilaku konsumtif, telah memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Manfaat belanja online bisa membuat belanja lebih mudah, membeli barang yang jauh, mudah membandingkan barang, banyak varian, banyak promo dan banyak pilihan pembayaran,” katanya lagi.
Bagai pisau bermata dua, belanja online juga memiliki kerugian seperti membuat manusia lebih konsumtif, harus mengunggu pengiriman serta rawan kasus penipuan.
“Saran saya, jangan membeli barang untuk gaya hidup melainkan kebutuhan. Karena kemudahan digital akan mendukung kita menjadi lebih konsumtif. Perlu tetap menabung karena menabung sangat diperlukan,” tandasnya.
Selain Agus Jamiatul Firdaus, hadir juga dalam acara webinar yaitu Sofia Sari Dewi, desainer dan pegiat literasi, Johanes Alfred Msiren, Sekretaris Dinas Perikanan, dan Marizka Juwita sebagai key opinio leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital sendiri merupakan rangkaian panjang dalam kegiatan webinar yang dilakukan di seluruh penjuru Indonesia.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Ada empat pilar utama yang digaungkan yaitu Budaya Bermedia Digital, Aman Bermedia, Etis Bermedia Digital dan Cakap Bermedia Digital.