Agar Tidak Boros Belanja Online, Terapkan Jurus Antikalap Berikut
Denpasar – Pandemi Covid-19 mengubah sejumlah perilaku masyarakat. Salah satu perubahan yang paling kentara adalah kecenderungan orang untuk berbelanja online dan menggunakan metode pembayaran digital.
Jauh sebelum pandemi, belanja online sebenarnya sudah menjadi tren di kalangan masyarakat karena dianggap praktis dan menguntungkan. Pembeli hanya membutuhkan smartphone dan koneksi internet untuk mengakses marketplace online favorit. Selain efektif dan efisien, belanja online di marketplace biasanya bisa dapat promo menarik, seperti diskon atau potongan harga, cashback, special price, atau promo lainnya.
Menurut IGKG Puritan Wijaya ADH, dosen ITB STIKOM Bali, persaingan situs belanja online atau e-commerce di Indonesia memang tidak dapat dihindarkan. Berbagai platform juga melakukan berbagai cara agar menjadi pilihan utama pengguna.
“Dari sekian banyak marketplace yang ada, Tokopedia memimpin dengan 135 juta pengunjung setiap bulannya dan di tempat kedua Shopee 127 juta lebih pengunjung berkunjung ke webnya selama sebulan,” ujar Puritan dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Denpasar Bali, Senin 26 Juli 2021.
Berbagai kelebihan yang ditawarkan marketplace tak jarang membuat orang ketagihan belanja melalui gawai mereka. Terlebih dengan berbagai godaan promo diskon dan cashback belanja. Akhirnya, tidak sedikit orang yang merasa keuangannya jadi lebih boros akibat tergoda belanja online.
Meski begitu, jangan sampai kemudahan tersebut bikin Anda jadi boros. Coba terapkan jurus cerdik berikut saat belanja online.
Sebelum membuka aplikasi marketplace, Anda perlu menetapkan target produk sesuai kebutuhan. Setelah itu, baru informasi produk dan penjual ataupun tempat e-commerce. Jika sudah punya informasi detil, Anda bisa memilih barang sesuai kualitas dan harganya.
“Jangan lupa untuk membaca deskripsi dan memilih pembayaran yang aman,” kata Puritan
Jika Anda ingin tetap hemat saat berbelanja online, Puritan menyarankan untuk membelanjakan uang sesuai kebutuhan. Karena, lanjut Purita, kita harus mampu menahan diri untuk tidak berbelanja yang tidak kita butuhkan. Alih-alih belanja online, sebaiknya uaang kita dipakai untuk menabung saja.
“Saat ini banyak juga tabungan digital yang bisa kita pilih seiring kemajuan dunia internet,” kata Puritan.
Variasinya pun lebih beragam. Jika dulu kita mengenal tabungan konvensional seperti tabungan berjangka, tabungan anak dan deposito. Saat ini pilihan untuk menabung online lebih beragam. Semisaal tabungan emas online.
Selain menabung tanpa risiko, juga bisa melakukan investasi online yang banyak ditawakan yang sudah , Dana daterkenal banyak direkomendasikan seperti Ajaib, Bibit, Bareksa, Dana dan lainnya.
Di tengah gencarkan sejumlah tawaran belanja, menabung tentu harus lebih diprioritaskan. Untuk itu agar rencana menabung bisa berjalan sukses, bisa melakukan hal sebagai berikut:
-Pisahkan rekening/akun tabungan dengan tabungan atau akun belanja (pengeluaran)
– Persentase kan tabungan sesuai pendapatan
– Atur transfer otomatis pada rekening
– Tetapkan tujuan menabung
– Investasikan sebagian uang pendapatan
– Buat tantangan hemat diri
Selain Puritan juga hadir dalam webinar ini adalah Rendy Doroii, COO Medialogy Digital Indonesia, DP Arsa Putra, Pelaku Seni Budaya dan Dhan Geisaha sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.