Pasar Besar, Indonesia Masih Kekurangan Wirausahawan Go Digital
Asmat Papua- Menurut data Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek jumlah wirausahawan di Indonesia hanya 3,4 persen. Angka tersebut masih jauh di bawah negara lain seperti Singapura sebesar delapan persen dan Jepang lebih dari 11 persen.
Untuk itu, penting membangkitkan semangat wirausaha terutama di kalangan anak muda. Di sisi lain, perkembangan teknologi juga telah memberi ruang baru bagi para calon pengusaha muda. Terlebih dengan munculnya platform seperti e-commerce dan social commerce yang menjadi wadah tepat berwirausaha.
Sayangnya tak semua orang muda- yang meski melek digital, cukup persisten mencari peluang berwirausaha di dunia digital. Itu juga yang dikatakan oleh Aryo Hendarto, Founder sekaligus CEO Sajiwa.
Berbicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Asmat, Papua, Senin (2/8/2021), Aryo mengatakan bagaimana 70 persen penduduk Indonesia adalah generasi muda, yang delapan jam dalam hidup mereka dihabiskan untuk berselancar di dunia digital.
“Sudah 70 persen penduduk Indonesia berinteraksi di dunia digital, mengakses media sosial dan dalam tanda kutip, hidup mereka di dalam (dunia digital) itu,” kata Aryo.
Dari persentase yang besar itu, Aryo menyayangkan minimnya angka wirausahawan terutama kelompok UMKM yang memutuskan go digital.
Apalagi, lanjut Aryo, dari 70 persen jumlah generasi muda di Indonesia, 78 persen di antaranya gemar melakukan pembelian secara online.
“Mereka (generasi muda) menghabiskan banyak uang di toko online. Kalau UMKM tidak digital, tidak berkelanjutan,” katanya.
Meski meminta pelaku usaha untuk go digital, bukan serta merta Aryo meminta masyarakat meninggalkan konsep toko konvensional. Kata Aryo, digital dapat menjadi saluran dan pasar lain diiringi dengan toko konvensional yang sudah ada.
Untuk masyarakat yang enggan melakukan registrasi di platform e-commerce, ia sangat menyarankan penggunaan social commerce seperti Facebook dan Instagram. “Kalau gak mau ribet dan lebih nyaman main media sosial, coba (jualan) di social commerce seperti Facebook dan Instagram.”
Beberapa manfaat berjualan di social commerce, kata Aryo, adalah pengalaman belanja lebih interaktif, mudah mendapat feedback danmudah menggaet milenial dan gen Z.
Selain Aryo Hendarto, hadir juga sebagai pembicara Lead Creative Strategy Frente Indonesia Gebryn Benjamin, serta Konsultan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Petrus Supardi.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital sendiri merupakan rangkaian panjang dalam kegiatan webinar yang dilakukan di seluruh penjuru Indonesia.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Ada empat pilar utama yang digaungkan yaitu Budaya Bermedia Digital, Aman Bermedia, Etis Bermedia Digital dan Cakap Bermedia Digital.