Jangan Sembarangan Klik Link Kiriman Email yang Tak Dikenal
Kelungkung – Kemajuan dunia digital memang membawa banyak manfaat, tetapi disamping itu perkembangan teknologi juga dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk melakukan penipuan dan meraup keuntungan untuk dirinya sendiri.
Misalnya scammer alias penipu melalui teknik phising. Phising adalah sebuah upaya menjebak korban untuk mencuri informasi pribadi, seperti nomor rekening bank, kata sandi, dan nomor kartu kredit.
Menurut Ika Febriana Habiba, CX Manager PT Digital Tunai Kita, aksi phising bisa dilancarkan melalui berbagai media seperti e-mail, media sosial, panggilan telepon, dan SMS, atau teknik rekayasa sosial dengan memanipulasi psikologis korban.
“Saat menghubungi target, pelaku phising akan berpura-pura menjadi pihak resmi yang mungkin pengguna kenal atau percayai, seperti pihak bank, perusahaan kartu kredit, situs jejaring sosial, aplikasi pembayaran online, hingga toko online,” ujar Ika dalam Webinar Literasi wilayah Kabupaten Klungkung, Bali Senin 2 Agustus 2021.
Lebih lanjut dikatakan Ika ada sejumlah cara untuk mengenali pishing. Diantaranya adalah biasanya email atau SMS dikirim menggunakan domain email publik dan biasanya juga tampilan website URL menyerupai asli namun terdapat typo.
“Selain itu konten email atau SMS phising mengandung ejaan yang tidak tepat atau terdapat typo dan konten email atau SMS menggunakan kalimat yang mendesak serta terdapat lampiran atau alamat URL yang mencurigakan,” imbuh Ika dalam webinar yang dipandu oleh Patri Prathama ini.
Setelah mengenalinya diharapkan setiap pengguna mampu menghindarinya yaitu dengan mewaspadai setiap menerima pesan dari orang yang tidak dikenal. Selain itu selalu mengecek pengirim email atau SMS dan pastikan keamanan website yang diakses serta pastikan ejaan URL website tersebut resmi dan memiliki SSL (https).
Yang juga harus selalu diingat adalah untuk menghindari segala bentu kejahatan digital terutama phising adalah jangan sembarangan klik link di pesan email yang mencurigakan dan tidak sembarangan mengisi informasi sensitif.
“Ubah password secara berkala, gunakan two factor authentification dan jangan menyimpan password di laptop atau handphone. Karena kalau handphone hilang yang menemukan bisa masuk ke akun kita mereka bisa tahu semua yang kita punya,” sarannya.
Selain kecakapan dari sisi keamanan di dunia digital, kecakapan untuk mempergunakan internet untuk meningkatkan bisnis di ruang digital yang tengah kita geluti.
Hal ini dikatakan oleh Adji Srihandoyo, Business Development Director TC Invest bahwa digitalisasi sangat penting agar pemasaran bisa berjalan sukses. Dahulu untuk memasarkan dan agar produk kita bisa dikenal pembeli adalah dengan menjual produk dari mulut ke mulut.
“Bisa juga lewat pengumpul, pasar tradisional (pasar basah), pasar wilayah, pasar modern, koperasi, BUMDES, KuBe dan saat ini penjualan online semakin menjadi harapan UMKM,” ujar Adji.
Baik offline maupun online, untuk pemasaran biasanya para pelaku dunia usaha terutama UMKM harus mencermati sisi kualitas, kontinuitas, kemasan, pengiriman, harga bersaing, perizinan, komunikasi, pelayanan dan kemudahan menjual.
Agar pemasaran sukses maka sperlu menekankan pada upaya promosi, kemudahan pembayaran, pemesanan dan pelayanan yang prima. ”Yang penting kreatif inovatif dan berkualitas.”
Bukan tak mungkin, lanjutnya akan banyak produk lokal yang go internasional dengan mengutamakan inovasi dan kualitas. “Kita harus bermimpi sejauh mungkin, meloncat setinggi mungkin agar produk lokal bisa go internasional. Banyak produk lokal yang bisa mendunia manfaatkanlah digital,” tandasnya.
Dikatakannya juga masing-masing daerah memiliki keunikannya tersendiri dan untuk lebih mendekatkan diri pada calon pembeli kitalah yang harus proaktif karena yang punya kepentingan adalah kita sendiri.
“Libatkan banyak pihak untuk mempromosikan apa produk lokal yang kita miliki misalnya kerjasama dengan perguruan tinggi dan Bumdes,” imbuhnya.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Klungkung, Bali, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti I Komang Arya Adi Putra, S.Ag, Ketua Penyuluh Agama Hindu Non PNS Kemenag Klungkung dan Fitriani sebagai Key Opinion Leader.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.