Jaga Tangan dan Jarimu di Dunia Digital
Lombok Timur -Perkembangan teknologi informasi dan pademi telah mengirim penduduk dunia untuk hidup di dua alam ini, digital dan dunia nyata. Realita kehidupan ini telah mendorong masyarakat dunia menjadi masyarakat digital.
Hal itu juga, menurut Alaika Abdullah, Virtual Assistant & Digital Content Creator dalam Webinar Literasi Digital di wilayah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Senin 6 September 2021, yang terjadi pada masyarakat Indonesia yang majemuk ini.
“Hampir semua orang melakukan berbagai aktivitas digital, sekarang kehidupan mulai beralih ke digital, mulai dari belajar, berbelanja, berbagi kebaikan, dan lainnya. Ini menunjukkan bahwa antara dunia online dan offline itu saat ini itu tidak ada bedanya,” ujar Alaika dalam webinar yang dipandu oleh Jhoni Chandra ini.
Untuk itulah, lanjut Alaika, kita harus memahami multikulturalisme dalam dunia digital. Go online telah menghubungkan kita dengan luar dunia. Dan menjadi pintu bagi terbukanya berbagai peluang dan membuka mata kita akan beragamnya budaya yang ada di dunia ini.
Hal ini menjadi jendela bagi kita untuk melihat indahnya perbedaan, membuka wawasan kita akan berbagai perbedaan budaya. Serta menjadi pengingat bagi kita untuk menghargai perbedaan-perbedaan yang ada jika kita ingin diakui sebagai bagian dari masyarakat digital yang santun dan beretika.
Dijelaskan juga oleh ALaika bahwa multikulturalisme secara istilah merupakan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia. Dalam Wikipedia dikatakan multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan menganggumkan perbedaan.
“Perbedaan yang dimaksud disini adalah berupa perbedaan orang perorang perbedaan budaya nilai sistem politik dan kebiasaan,” jelasnya.
Ditambahkan juga oleh sejumlah pakar bahwa multikulturalisme dunia dalam kebijakan budaya menekankan penerimaan terhadap realitas keagamaan pluralitas dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Indonesia adalah negara multikulturalis yang sangat kaya dan beragam, terdiri dari 17.540 pulau, 741 bahasa daerah dengan enak agama resmi 6 dan 245 aliran kepercayaan. Berikut dengan 1331 etnis atau suku bangsa serta 272 juta jiwa penduduknya per data 2021.
Multikulturalisme itu diperkaya dengan faktor geografis ribuan pulau yang berjajar dari barat hingga ke timur. Juga pengaruh kebudayaan asing Portugis, Belanda, Jepang, Arab, Turki, Cina-India dan lain sebagainya juga hasil perkawinan campur serta perbedaan iklim.
Keragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia adalah berkah dan dapat dijadikan sebagai aset promosi bangsa, sebagai alat pemersatu masyarakat dan warisan leluhur dalam bentuk budaya atau tradisi.
Tetapi harus diwaspadai juga bahwa di sisi lain keberagaman budaya bangsa Indonesia juga menjadikan Indonesia rentan terjadinya konflik SARA. Selain itu rentan juga akan terbentuknya sikap superior dari kaum mayoritas sehingga menurunkan nilai penghormatan atau apresiasi, juga tertindasnya kaum minoritas dan lain sebagainya.
Untuk itulah upaya multikulturalisme yang sebaiknya dilakukan dalam membangun dan mempertahankan keindahan multikultural Indonesia melalui dunia digital dengan sosialisasi konsep multikulturalisme di ranah digital. Hal ini bisa dipercepat dengan memperbanyak publikasi konten tentang multikulturalisme Indonesia di ranah digital seperti di platform sosial media platforms atau situs online.
Upaya multikulturalisme yang sebaiknya dilakukan dalam membangun dan mempertahankan keindahan multikultural Indonesia melalui dunia digital. Diantaranya dengan meningkatkan gaung Bhinneka Tunggal Ika melalui ranah digital dengan cara meminimalisir prasangka diskriminasi dan jarak sosial.
Juga dengan menanamkan pemahaman bahwa perbedaan keberagaman budaya bangsa adalah aset pemersatu bangsa dan anugerah yang harus dijaga yang akan menjadikan kita sebagai bangsa yang besar kuat dan bersatu padu.
Yang tak kalah penting adalah dengan meningkatkan sikap toleransi terhadap perbedaan yang ada dan jadilah bagian dari masyarakat digital yang apresiatif suportif. Penting juga untuk beretika serta membiasakan diri untuk recheck apapun juga. “Jaga tangan dan jarimu no hoax no SARA no kebencian. Ayo go global jadikanlah kecintaan kita terhadap Indonesia raya ini sebagai salah satu senjata untuk memperkenalkan agar masyarakat dunia mengenal seluruh Indonesia tak hanya tahu Bali,” katanya.
Selain Alaika juga hadir M.Randy Mandala Putra, IT RS Anggrek Mas, Hilman Qudratuddrasi, Owner SCH Indo dan Wicha Riska sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.