Imbangi Meningkatnya Penggunaan Internet dengan Literasi Digital
Badung -Kehadiran media digital di masa ini telah memudahkan masyarakat mendapatkan berbagai informasi dengan cepat dari berbagai penjuru dunia. Tak hanya memberikan informasi dengan cepat, media digital dalam perkembangannya memberikan banyak manfaat seperti mempermudah interaksi antar masyarakat (berkomunikasi), dan menjalankan usaha.
Namun, di balik semua itu, cepatnya informasi yang tersebar dan diterima masyarakat tanpa dipilih terlebih dahulu bisa berpotensi tersebarnya hoaks. Belum lagi makin maraknya ujaran kebencian, dan radikalisme, bahkan praktik-praktik penipuan. keberadaan konten negatif yang membanjiri ruang digital kian membuktikan bahwa masyarakat Indonesia perlu mendapatkan literasi digital secara mumpuni.
Ida Bagus Made Sutresna, SE, MT Kasi Kemitraan & Sumber Daya Komunikasi Publik dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Badung, Bali, Senin 4 Oktober 2021 mengatakan pemahaman literasi digital dibutuhkan agar memproses berbagai informasi, memahami pesan, dan berkomunikasi efektif dengan orang lain di media sosial.
“Pandemi covid mengubah gaya hidup kita untuk lebih memanfaatkan digitalisasi, namun perubahan yang begitu cepat ini tidak diimbangi dengan kesadaran dan berpikir kritis ketika dalam penggunaan teknologi dalam sehari-hari. Yang dikhawatirkan, internet malah akan berdampak negatif ketimbang merasakan hal positif,” ujar Ida Bagus Sutresta dalam webinar yang dipandu oleh Jhoni Chandra ini.
Agar penggunaan internet efektif untuk mencapai tujuan, masyarakat perlu kecakapan literasi digital. Kemampuan berliterasi sangat berpengaruh dalam kehidupannya. Semakin tinggi kemampuan literasi seseorang, maka akan semakin luas pula wawasan yang dimilikinya.
Peran lain dari literasi digital juga diangkat oleh pembicara lain, Sri Rahma Dani yang menjadi Key Opinion Leader dalam webinar ini. Menurut Sri Rahma, dengan ruang digital yang dipakai dalam koridor sesuai dengan literasi digital yang ada bisa dimaksimalkan juga untuk mengenalkan budaya Indonesia.
Menurut Sri Rahma Dani Indonesia punya beragam budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dan hal ini adalah suatu yang luar biasa dan bisa menjadi suatu kebanggan bagi kita. “Seluruh aktivitas aktivitas manusia termasuk pengetahuannya kepercayaannya seni moral dan hukum adat istiadat dan banyak kebiasaan-kebiasaan yang lain,” ujar Sri Rahma.
Keragaman budaya di Indonesia itu mulai dari rumah adatnya yang bermacam-macam, pakaian adatnya, upacara tradisional-nya, kuliner khas nya seni musik tarian senjata tradisional dan lain-lainnya. Ini menjadi modal untuk kita untuk memperkenalkan Indonesia ke internasional.
Sementara pemahaman akan literasi digital juga wajib diterapkan, karena literasi digital adalah bagaimana kemampuan kita menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk bagaimana caranya kita menyampaikan sebuah konten atau sebuah unggahan di sosial media atau platform digital yang lain dengan bantuan sebuah jaringan internet.
Untuk itulah pemanfaatan media sosial dalam mempromosikan budaya Nusantara dalam beragam bentuk. Seperti pengemasan budaya tradisional yang digabungkan dengan efek teknologi dan media baru dapat menjadi pilihan Anda diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda.
“Pencitraan budaya nusantara yang dikemas dengan teknologi dan penggunaan media sosial akan mengubah Citra dan pandangan terhadap budaya itu sendiri,” jelasnya.
Dan kehadiran karya-karya budaya tradisional yang dikemas dengan mengedepankan unsur modern ini bisa digunakan untuk menarik minat wisatawan kata tidak hanya masyarakat Indonesia tetapi masyarakat dunia.
Selain Sri Rahma dan Bagus ade Sutresna, pembicara lain yang juga berbagi wawasan tentang literasi digital adalah Astried Finnia Ayu Kirana Managing Director PT Astrindo Sentosa Kusuma, Fajar Sidik Zinester & Podcaster at 30degree Media Network.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.