Bijak di Medosos untuk Cegah Dampak Negatif
Sumba Tengah -Teknologi komunikasi saat ini berkembang pesat dan berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Sebab, ketika hidup di era digital seperti sekarang, kalimat ‘dunia dalam genggaman’ menjadi kenyataan karena kita bisa melakukan apapun dengan bermodalkan sebuah gadget.
Teknologi pun menghubungkan mampu menghubungkan kita dengan setiap orang dari berbagai belahan dunia menggunakan media sosial. Kita juga bisa mengetahui segala informasi dan peristiwa negara lain secara real time.
“Media sosial saat ini tidak hanya dipandang sebagai ajang bersosialisasi di dunia maya, namun berkembang menjadi ajang menuang ide-ide dalam pribadi seseorang yang berkaitan dengan banyak aspek,” tutur Fitriyani sebagai key opinion leader dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, Senin (11/10/2021).
Kegiatan tersebut tidak lepas dari peran kemudahan akses internet di zaman ini. Menurut Fitriyani, perkembangan internet setiap waktunya mengalami peningkatan seiring dengan kebutuhan manusia di dunia digital. Internet sendiri bermanfaat sebagai, sumber informasi, hiburan, menghasilkan karya, komunikasi, bisnis secara online, hingga mengenal budaya baru.
Akan tetapi, di samping dampak positif selalu ada dampak negatif. Fitriyani menyampaikan, dampak negatif dari penggunaan internet yaitu ancaman terkait data dan informasi pribadi, penipuan, pelecehan seksual, dan konten kekerasan.
“Zaman sekarang banyak orang mengunggah atau mengekspos suatu kejadian, termasuk mengenai kekerasan. Sangat banyak video atau gambar yang mengarah ke kekerasan. Jika hal itu terus didistribusikan, ini akan menjadi contoh buruk terutama untuk anak-anak,” ungkap wanita yang juga Putri Indonesia dari Sulawesi Selatan 2017.
Menjadi bijak saat mengunggah di media sosial bisa dikatakan sebuah langkah preventif untuk mencegah dampak negatif internet. Kita tidak boleh asal posting konten di media sosial, karena media sosial merupakan ruang publik yang bisa dilihat siapapun. Kemudian, menjaga etika di media sosial.
Meski media sosial memberikan kebebasan, menggunakan etika menjadi hal utama yang harus dilakukan di media sosial, seperti bertutur sopan dan santun, toleransi, menghargai orang lain, dan sebagainya. Lalu, waspada dan tidak mudah mempercayai segala informasi yang kita dapat di internet sebelum memverifikasinya terlebih dahulu.
Langkah lainnya, memfilter akun-akun yang diikuti di media sosial. Perbanyak ikuti akun-akun yang bermanfaat, kredibel, dan menambah wawasan kita dibandingkan akun yang tidak bermanfaat, seperti akun gosip. Selain itu, kita perlu menghargai setiap karya orang lain dengan memberikan like dan komentar positif.
Menurutnya, sikap arif dan kedewasaan dalam bermedia sosial sangat penting. Kita butuh kehati-hatian yang ekstra di media sosial karena arus informasinya begitu cepat agar tidak merugikan diri sendiri apalagi orang lain.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Sumba Tengah, NTT, Senin (11/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Tiara Maharani (Writer – Correspondent Indonesia), Yazid Yanwar Saputra (Founder Meraki Agency), dan Adri Saba Ora (Asisten Perintahkan dan Kesejahteraan Rakyat – Pemda Sumba Tengah).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.