Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) Desak Pemerintah Dirikan Badan Logistik Nasional
Kabardenpasar – Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) 2024 yang digelar di Nusa Dua Bali setelah diskusi panel FIATA-RAP 2024, menelorkan kesepakatan yang akan diusulkan kepada pemerintah yakni, pentingnya mendirikan suatu ‘Badan Logistik Nasional’ yang dapat menyelaraskan sederet regulasi dari sejumlah Kementerian terhadap sektor logistik dan rantai pasok.
“Badan Logistik Nasional sebagai langkah strategis yang sangat diperlukan dalam mengatasi tantangan logistik di tanah air. Badan ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak dalam meningkatkan efisiensi, transparansi, dan integritas sistem logistik nasional kita,” kata Ketua Umum ALFI/ILFA, Akbar Djohan.
Dijelaskan juga bahwa, sektor logistik di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun dihadapkan pada tantangan global. Pada tahun 2023, kontribusi sektor logistik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai sekitar 5,5 persen, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7 persen.
“Investasi dalam teknologi hijau dan solusi logistik yang berkelanjutan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligence dan Big Data dalam manajemen rantai pasok telah menunjukkan efisiensi yang signifikan, mengurangi biaya operasional hingga 20 persen dan emisi karbon hingga 15 persen.” Urai Akbar.
Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid mengatakan sektor logistik telah menjadi urat nadi dalampertumbuhan bisnis di tanah air. Kolaborasi dan sinergi industri merupakan urgensi dalam memastikan keberlanjutan / sustainability bisnis logistik. Arsjad menegaskan “Tanpa logistik yang baik dan efisien, ekonomi kita tidak bisa terbang tinggi.
Selain menjaga pertumbuhan, industri perlu menjaga bumi kita dengan transisi energi di sektor logistik. Kadin tentu menyambut baik sekali FIATA-RAP 2024. Adopsi pengembangan teknologi melalui digitalisasi dan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan dan juga menjadi perhatian bagi kalangan industri yang bersentuhan dengan aspek logistik.
Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping (PIS) Eka Suhendra mengatakan “Digitalisasi mampu membuat pengaturan terhadap pergerakan kapal menjadi lebih efisien, lebih maksimal.” Pemakaian energi yang ramah lingkungan juga menjadi fokus PT Kilang Pertamina Internasional (KIP).
“Penggunaan fuel saat ini menjadi salah satu kontributor emisi. Dengan melakukan efisiensi energi, maka kita dapat menurunkan 20-25 persen konsumsi fuel,” kata Woody Boemara selaku VP Supply and Logistic Operation PT KIP. Direktur Strategi PT Pelindo (Persero), Prasetyo, mengungkap optimalisasi sistem operasional perusahaan menjadi faktor yang dapat berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik.
Diketahui setelah merger, Pelindo fokus penerapan sistem operasi Single Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis AP (System Application and Product). “Kami implementasi digitalisasi, baik itu Terminal Operating System, kemudian juga ke Single ERP. Nah, ini juga akan meningkatkan performance dari Pelindo. Upaya bersama dalam mewujudkan keberlanjutan bisnis logistik tak terlepas dari kepatuhan (compliance) terhadap regulasi, khususnya compliance pajak.
Managing Director TaxPrime, Muhammad Fajar Putranto memaparkan “Keselarasan pertumbuhan industri logistik dengan regulasi pajak tak bisa dipisahkan, karena banyak sejumlah masalah antara pengusaha dengan otoritas pajak. Inilah yang perlukita jembatani.” tambahnya.
Agenda FIATA-RAP Meeting 2024 berakhir pada 12 July 2024. Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan tahun ini akan menyerahkan tongkat estafet bagi host selanjutnya. Dalam acara terakhir juga diadakan ‘Roundtable Meeting’ antar-anggota FIATA untuk membahas internal organisasi, yang ditutup dengan pertemuan business-to-business (B2B Meeting) untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi pemimpin industri logistik. ***