Bayi Kembar Siam Buleleng Dibesuk Forkom
Denpasar – Kelahiran bayi kembar siam asal Buleleng Bali mendapat simpati dari banyak warga Bali.Warga maupun komunitas masyarakat Bali secara langsung maupun tidak langsung mengungkapkan ikut prihatin kepada orang tua bayi perempuan pasangan Kadek Redita (24 tahun) Dan Puri Ayu Sumadi (18) tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh Majelis Taklim Forum Komunikasi Mualaf (Forkom) Sahabat Surga Bali jumat (12/07).
Dengan difasilitasi oleh Divisi Humas RSUP Sanglah melalui Kasubag Humasnya Dewa Ketut Kresna, Ibu -ibu Forkom yang diketuai oleh Hj. Fatimah Arsini dalam kesempatan itu menyampaikan keprihatinannya dan memberi dukungan termasuk bantuan dana kepada Kadek sebagai ungkapan rasa prihatin dan turut mendoakan agar tindakan operasi pemisahan yang tengah dipersiapkan Tim Medis RSUP Sanglah cepat terlaksana dan berjalan lancar.
“Mudah-mudahan ibunya lekas pulih dan kondisi bayinya terus stabil dan bagus sehingga operasi pemisahan segera terlaksana dengan selamat. Juga seluruh keluarga diberi kesabaran, Aamiin,” ujar Fatimah.
Ditambahkan juga oleh Fatimah, kunjungannya menjenguk keluarga bayi kembar siam tu dalam rangka salah satu program Forkom, “Jumat Berbagi” yang rutin dilakukan setiap minggu pada Hari Jumat untuk berbagi rezeki kepada sesama termasuk anak yatim piatu, kaum dhuafa dan warga lain yang membutuhkan.
Saat berbincang dengan ibu ibu, Forkom, Redita turut menyampaikan terimakasih kepada semua pihak dan dokter dokter serta tim medis RS Sanglah dan masyarakat yang bersimpati kepada bayinya.
“Terimakasih terimakasih semuanya, saya juga minta didoakan agar kondisi anak saya cepat stabil dan bisa dioperasi dengan selamat,” ungkap Redita.
Awalnya Redita mengaku syok menghadapi kenyataan sang istri Putu Ayu Sumadi melahirkan bayi kembar siam (tubuh berdempetan).
Anak pertama ini lahir melalui bedah cesar di RS Santi Graha, Seririt, Buleleng pada 3 Juli 2019 lalu. Anak kembar berjenis kelamin perempuan itu lahir dengan kondisi berdempetan pada bagian dada hingga perut.
Saat jumpa pers di Ruang Yudiatira RS Sanglah, Selasa 9 Juli 2019 lalu, dr. Dharma Artana mengatakan, keadaan bayi saat ini stabil. Namun, kondisinya masih menunggu perkembangan lebih lanjut untuk dilakukan tindakan operasi.
“Jadi kondisi hari ini mulai stabil, suhu badan dalam keadaan normal, kemudian toleransi minum mulai ada sekarang,” ucapnya.
Senada dengannya, Dr. dr I Ketut Sudartana, Sp. B-KBD mengatakan, kondisi bayi berangsur stabil.”Memang sekarang ini sudah stabil, semuanya sudah lebih bagus, sirkulasi, tekanan darah, suhu badan, minum juga toleransi, minumnya baik, jadi sampai hari ke enam dia lebih baik dari pada hari sebelumnya,” jelasnya.
Ditambahkannya bayi juga sudah mendapat asi ibu melalui sistem transportasi ASI. “Kita juga sudah mendapat tranport ASI dari ibunya yang sedang berada di rumah sakit Singaraja, jadi asinya saja yang ditranport ke sini,” ucap dr. Dharma.
Dr.Dharma menjelaskan juga program-program yang dilakukan untuk merawat bayi kembar siam ini.
“Nah, sekarang program kita mulai dari memberikan ASI, support ASI, kemudian stabilisasi semua kondisi, suhu badan, dan lain sebagainya. Sehingga hal ini untuk persiapan tindak lanjut ke program lebih lanjut yakni program diagnostik,” terangnya.
Saat ini bayi sedang berada di fase stabilisasi menuju diagnostik jadi belum fase penanganan untuk pembedahan,
“Kita juga sudah mendapat tranport ASI dari ibunya yang sedang berada di rumah sakit Singaraja, jadi asinya saja yang ditranport ke sini,” ucap dr. Dharma.
Dr.Dharma juga menjelaskan program-program yang dilakukan untuk merawat bayi kembar siam ini. “Nah, sekarang program kita mulai dari memberikan ASI, support ASI, kemudian stabilisasi semua kondisi, suhu badan, dan lain sebagainya. Sehingga hal ini untuk persiapan tindak lanjut ke program lebih lanjut yakni program diagnostik,.Jadi saat ini kita sedang berada di fase stabilisasi menuju diagnostik jadi belum fase penanganan untuk pembedahan,” tambahnya.
Saat ini tim dokter yang menangani bayi kembar menegaskan bahwa bayi masih butuh pemeriksaan khusus untuk lebih tau soal detail-detail perihal kondisinya. “Kita juga akan menstabilkan terus kondisinya, sampai bayinya siap untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Untuk tahu detail-detail, apakah nanti di jantungnya ada lengket-lengket ataukah tidak. Itu nanti kami butuh tau lebih detail. Jadi artinya apakah ada pengecekan lagi apa tidak, itu butuh pemeriksaan khusus,” paparnya.
Untuk itu dr. Sudartana menjelaskan bahwa timnya akan terus memantau perkembangan bayi. “Jadi secara garis besar, kita akan memperhatikan betul kondisi pasien sehingga pasien bisa survive,” tandasnya.(Anya)