Sosialisasi pembuatan eco-enzyme memang penting, namun perlu juga adanya inovasi pembuatan eco-enzyme . Inovasi dalam artian membuat secara sederhana, praktis dan cepat, tetapi memiliki kualitas yang baik.
Upaya mempercepat produksi eco-enzyme sudah pernah dilakukan, caranya dengan menambahkan ragi. Eco-enzyme yang dihasilkan juga dapat digunakan sebagai disinfektan karena memiliki kandungan alkohol mencapai 60-70%.
Selain itu, memiliki kemampuan daya hambat sangat kuat, karena mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada kisaran 31,85-34,41 mm.
Secara ekonomi, pembuatan enzim dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan rumah tangga untuk membeli kebutuhan disinfektan, pembersih rantai, pembasmi serangga hingga pupuk. Ketersediaan bahan berupa sampah sayur dan buah yang melimpah sangat memungkinkan memproduksi eco-enzyme secara masal.
“Apalagi di masa pandemic Covid-19, eco-enzyme dapat digunakan sebagai pengganti dari disinfektan berbahan kimia buatan,” imbuhnya. ***