Mengenal Beragam Fitur Transaksi Digital
Lombok Barat -Di era digital seperti sekarang ini, semua orang harus beradaptasi dengan perubahan cara melakukan sesuatu. Dulu menonton sinetron atau melihat hiburan itu di TV tapi kalau sekarang bisa di YouTube. Dulu kalau belanja harus secara langsung atau ke supermarket langsung kalau sekarang kita tinggal klik beli kebutuhan sehari-hari di online shop, dan sekarang kalau bekerja bisa online kalau dulu harus offline.
Hal itu dikatakan oleh Ika Febriana Habiba, CX Manager dalam Webinar Literasi Digital yang digelar wilayah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis 2 September 2021.
“Sekarang itu semuanya sudah banyak yang convert ke digital tidak lagi bergantung pada fisik dokumen. Selain itu penggunaan uang digital atau cashless juga sudah marak contohnya e-walet, jadi semuanya sekarang cashless dan paperless,” ujar Ika dalam webinar yang dipandu oleh Eddi Bingky ini.
Lebih lanjut dikatakannya Paperless Transaction adalah sebuah transaksi di mana pencatatan transaksi perbankan berdasarkan adanya di instruksi penyetoran atau pembayaran melalui media telepon atau komputer.
Paperless merupakan sebuah langkah di era digital untuk mengurangi penggunaan kertas atau tidak menggunakan kertas sama sekali. Dalam paperless, para penggunanya lebih memilih untuk menggunakan file digital untuk menyimpan dokumen mereka.
Ada beberapa jenis dalam paperless seperti Fitur transaksi digital, e-KYC yaitu pembukaan akun dan rekening lebih mudah dan cepat hanya melalui smartphone dan tanpa dokumen kertas. Ada juga Biometric Login yaitu masuk ke aplikasi transaksi digital dengan sidik jari atau face recognition untuk meningkatkan keamanan bertransaksi.
Yang juga lebih banyak dikenal adalah QR Code yaitu pembayaran hanya dengan scan QR code yang bisa didapat dari aplikasi dan tanpa perlu input data secara manual untuk mempercepat transaksi kita. Juga ada pembayaran terjadwal yang dapat menyetel jadwal pembayaran untuk selanjutnya. Serta resi digital dan invoice residen statement kartu kredit yang dapat diakses dan diunduh langsung dari aplikasi perbankan atau market price yang dimiliki serta lainnya.
Dari banyak fitur digital ini ada sejumlah keuntungan yang bisa kita dapatkan . Seperti lebih praktis karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Keuntungan lainnya, lebih terjamin keamanannya.
“Sebab jika kita bandingkan dengan membawa uang cash misalnya kalau kita masih pakai paper masih pakai kertas kan kalau tercecer hilang dan kita tidak bisa menemukan itu kan juga berisiko,” jelas Habiba.
Selain itu biasanya fitur transaksi digital memili banyak promo dan rewards transaksi. Dalam perbankan digital seperti dompet digital atau layanan layanan lainnya banyak sekali promo dan reward. Semisal setiap kita memakai form yang mereka persyaratkan maka kita akan dapat rewards atau poin yang jika dikumpulkan dan bisa ditukar dengan barang ataupun penawaran lainnya.
“Juga banyak sekali promo tagihan biaya admin gratis. Selain itu dengan transaksi digital kita bisa lebih jeli memonitor arus keuangan yang menjadi lebih mudah. Jadi ketika kita transaksi secara digital kita bisa tahu pembayarannya untuk apa,” katanya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Dalam webinar kali ini hadir juga Gebryn Benjamin, Lead Creative Strategy Frente Indonesia, H Rizky Bani Adam, Sekretaris Kecamatan Labuapi Lombok Barat dan Bunga Harum Dani seorang Public Figure sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.