5 Strategi Menjadi Dropshipper Handal

0

Pegunungan Arfak – Kebebasan konsumen berbelanja di ruang digital, memunculkan semakin tingginya tikat kompetisi para pelaku bisnis penyedia produk dan jasa baik di market place dan e-market lainnya.

Baik produsen maupun penyedia layanan jasa harus pintar-pintar menampilkan produk dan sistem pengelolanya semakisimal mungkin agar para konsumen menjatuhkan pilihan para produk yang ditawarkan.

Menurut Odi Waji, CEO WAji TRavest, dalam Webinar Literasi Digital wilayah Pegunungan Arfak, Papua Barat, pada Kamis 8 Juli 2021, salah satu bisnis di ruang digital yang tengah marak di masa pandemi adalah menjadi dropshipper.

 “Dropshipper adalah sistem penjualan dimana kita tidak perlu meiliki toko langsung atau barang yang ingin kita jual sendiri,” ujar Ody dalam Webinar yang dipandu oleh Idfi Pancani.

Bisnis dropshipper digemari karena hemat modal dan tidak repot menyediakan barang. Lebih dari itu, alur kerja dropshipper yang mudah serta sederhana juga memungkinkan penjual memenuhi keinginan pembeli. 

Agar sukses menjalani bisnis dropshipper, Ody membagikan lima rahasia strategi menjadi dropshipper sukses. Pertama, memahami kebutuhan pasar. Selanjutnya, memilih supplier yang berkualitas. Ketiga,  modifikasi foto produk, lalu mempromosikan produk dan meningkatkan pelayanan.

“Kita wajib mengetahui kebutuhan pasar, di awal-awal fokus ke satu produk dulu untuk memahami kebutuhan konsumen. Karena dalam bisnis itu setiap masalah orang lain adalah peluang, tiap ada kebutuhan di pasar menjadi peluang kita,” ujarnya.

Ody menekankan pentingnya untuk tetap fokus pada satu produk. “Ini untuk menguji apakah produk supplier tersebut berkualitas atau tidak,” katanya. 

Sebelum memulai berbisnis, ada baiknya Anda memesan satu produk sebagai  bahan percobaan. “Begitu barangnya sampai kita Analisa apakah barangnya sesuai dengan deskripsi yang ditawarkan supplier. Jika sesuai dan supplier mengirimkan cepat dengan merespon cepat maka bisa dikategorikan itu supplier yang berkualitas,” lanjutnya

Soal foto produk, tambahnya, jika memperoleh materi mentah dari supplier kita bisa memodifikasinya agar lebih menarik ataupun kita pun bisa melakukan foto produk sendiri dari barang awal yang kita pesan, memodifikasinya lebih menarik agar customer tertarik.

Sedangkan tren pekerjaan lain yang cukup menjanjikan saat ini adalah bisnis Thrift Shop adalah bisnis barang bekas dari luar negeri dengan barang import yang masih sangat layak dijual kembali.

“Ini bisnis sangat menjanjikan biasanya barang bekas adalah original dan layak pakai di atas 80 persen bisa dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi,” bebernya.

Untuk memulainya, kita harus mengetahui pasar yang akan kita tawarkan barang second biasanya komunitas misalnya produk Jordan. “Kita juga bisa mengecek nilai barang di banyk situs untuk menentukan harga jual kembali yang pantas dan kita bisa mengambil untuk lumayan. Ceknya bisa di Kickavenue.com atau Stockx.com,” terangnya.

Dan pemasaran barang hasil thrifting bisa di media sosial seperti Instagram (IG) lewat akun luckycatsupply.id. Atau kita juga memasarkanya di web titip jual, lelang onilen atau membuat took online sendiri di akun IG.

Selain bisnis online lain yang cukup menjanjikan adalah menjual foto karya sendiri atau disain secara online di sejumlah web yang ditawarkan dan jumlahnya banyak. Diantaranya memiliki prospek foto kita dibayar dengan harga tinggi seperti Gettyimages, IStocEyeEn, 500px, Shutterstock, Alamy dan Photocase.

Ody juga mengatakan dari keseluruhan sejumlah pekerjaan yang tengah dan masih akan naik daun ini adalah bahwa kita wajib memiliki circle pertemanan yang positif karena bisnis akan berkembang dimulai dari lingkaran terdekat kita.

Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti Chris Jatender, Kaprodi Teknik Informatika STTI STIENI, Nurwidianto, SE, M.Sc, Dosen Universitas Papua Manokwari, Aristanto, Trainer Literasi, Dhan Geisha sebagai Key Opinion Leader.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital, untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *