E-market membuat produk lokal dikenal di pasar nasional dan internasional.

0

Ngadain – Perubahan kebiasaan sebagai salah satu cara untuk beradaptasi di masa pandemi membuat penggunaan dunia digital menjadi sebuah keharusan.

Banyak manfaat yang didapat dari perkembangan dunia digital termasuk penggunaan media sosial sebagai alat untuk mempermudah kehidupan kita apalagi di masa pandemic dengan pembatasan mobilitas masyarakat.

Menurut Romilus Juji, Ketua Pokdarwis Pantai Jodoh Aimere, dalam Webinar Literasi Digital Wilayah Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, pada Jumat 9 Juli 2021, sangat penting untuk memiliki digital skill di masa pandemic covid-19.

“Di masa pandemi upaya mengalihkan kegiatan ke ruang digital termasuk media sosial menjadi keharusan karena sangat penting dan sudah terbukti hasilnya luar biasa,” ujar Romilus dalam Webinar yang dipandu oleh moderator Claudia Lengkey.

Karenanya masyarakat harus diupayakan agar cakap dalam literasi digital dan ini harus terus menerus digaungkan.  Dikatakannya juga bahwa literasi digital menjadi penting karena bisa membuat seseorang mampu untuk berpikir kritis ,kreatif,dan inovatif.

Selain itu literasi digital bisa memecahkan masalah, berkomunikasi lebih lancer dan berkolaborasi dengan lebih banyak orang. Ia juga membeberkan bahwa manfaat dunia digital juga dirasakan masyarakat di Kabupaten Ngada.

“Di tempat saya di kecamatan, berkat adanya jaringan internet jadi saya bisa lebih memanfaatkan untuk mengangkat produk lokal. Contohnya Rumah Tenun Indigo Ikat dengan pewarna alami yang memanfaatkan digital marketing untuk memperkenalkan dan memasarkan hasil produksinya,” terangnya.

Dijelaskannya juga bahwa begitu banyak peluang-peluang media digital untuk UMKM di Ngada, minimal ada setengah atau 50 persen yang menggunakan dunia digital. Dan Indigo ikat merupakan salah satu UKM yang bergerak di bidang tenun ikat warna alami yngg mengangkat produk budaya lokal yang dikemas untuk kebutuhan budaya dan fashion.

Indigo Ikat juga berupaya terhubung ke ekosistem digital (marketplace) dan berkolaborasi untuk menjual tak hanya produk tapi mengangkat sisi edukasi. Indigo Ikat juga menampilkan cara memproses kain tenun, cara pewarnaan, hingga proses yang memakan waktu berbulan-bulan sehingga para pembeli mengerti tingkat kesulitan pembuatannya. “Sehingga pembeli mengetahui kenapa harganya sekian karena prosesnya cukup kompleks misalnya,” jelasnya.

Ia juga percaya bahwa dengan terhubung ke e-market membuat produk lokal akan menjadi makin dikenal baik di pasar nasional dan internasional.

Pembicara lain Teguh Kurniawan, COO Tokocrypto memperkenalkan platform investasi online. Dikatakan Teguh, instrumen investasi online bisa menjadi salah satu pilihan untuk menyimpan dana di masa depan.

“Dengan adanya investasi online maka proses investasi menjadi lebih cepat dan efisien. Ada sejumlah investasi online seperti P2P Lending, Reksadana, emas, atau saham. Semuanya baik asalkan tahu berhati-hati misalnya dengan mengecek legalitas dari platform investasi yang dipilih dan pahami profil risiko pribadi,” ungkap Teguh.

Yang tak kalah penting dalam memulai investasi online adalah menentukan tujuan dari investasi. Selain itu juga harus diingat adalah jangan terpengaruh dari omongan orang lain yang tidak punya kapasitas menjelaskan tentang jenis investasi tersebut.

Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti yaitu Bernardus Dian Adi Prasetyo, Account Director  Weber Shandwick, Maria Oktavianus Botha Djawa, Sekretaris Dinas Pariwisata Ngada, dan Key Opinion Leader, Chika Mailoa.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital, untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *