Hati-hati Terjebak Email Phising, Begini Cara Kerjanya!
Kepulauan yapen – Dikutip dari data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) November 2020, sebanyak 196.7 juta orang Indonesia merupakan pengguna internet. Jumlah tersebut naik 23.5 juta atau 8.9 persen dibanding data 2018 lalu.
Dengan tingginya statistik pengguna internet di Indonesia, maka makin banyak hal yang perlu diperhatikan salah satunya adalah sisi negatif internet.
Hal tersebut dikatakan oleh Sr Security Consultant PT Maxplus, Richy Hendra dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kepulauan Yapen, Papua, Senin (12/7/2021).
Salah satu sisi negatif internet, kata Richy, adalah penipuan phising. “Phising berasal dari kata fishing atau memancing. Hal yang dicari adalah informasi pribadi seseorang mulai dari nama lengkap, email hingga data finansial,” jelasnya.
Salah satu jenis phising yang paling sering terjadi adalah email phising dan web phising.
Email phising terjadi saat korban mendapat dan membaca email yang seolah-olah berasal dari situs atau lembaga resmi. Email tersebut kemudian memberi tautan yang dapat memancing korban untuk mengklik tautan tersebut.
Saat korban mengunjungi alamat dari tautan yang diberi, korban akan masuk ke halaman yang mirip dengan halaman lembaga tertentu.
“Nantinya korban akan masuk ke halaman situs menyerupai halaman situs web tertentu dan pelaku akan mencari data kartu, pemegang kartu bahkan kode CVV (Card Verification Value) dan ini sangat krusial,” tambahnya.
Lalu, bagaimana cara agar terhindar menjadi korban email dan web phising? Richy mengatakan, penting bahi kita untuk selalu mengecek
Cek nama dan pengirim email dan hati-hati dalam mengklik tautan yang dikirim. Pastikan juga pastikan kemanan email dan selalu gunakan browser versi terbaru. Gunakan proteksi dua langkah dalam setiap akun email dan media sosial yang dimiliki, serta selalu scan malware secara berkala.
“Ini buat jaga supaya pas kita bika web palsu dan men-download link palsu, kita bisa antisiapasi,” pungkasnya.
Selain Richy Hendra, hadir juga dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kepulauan Yapen, Papua yaitu Head of Operations Viding.co Febri Cahya Pratama, Disen STKIP Biak Beatus Laka dan Denny Abal.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.