Internet Bantu Populerkan Potensi Sabu Raijua
Sabu Raijua – Penetrasi internet yang masif di Indonesia membawa dampak positif dengan makin dikenalnya sejumlah daerah di berbagai pelosok Indonesia ke pentas nasional dan internasional. Jangkauan yang luas dan tanpa batas menjadikan internet sebagai media yang efektif untuk mengenalkan budaya di wilayah-wilayah terpencil di Indonesia.
Seperti yang dikatakan oleh Lagabus Pian, S.Sos, M.Si, Plt.Kepala dinas PM & PTSP perindustrian dan perdagangan Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat menjadi pembicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis 8 Juli 2021.
“Internet membantu Sabu Raijua, sebuah wilayah di Indonesia Timur dikenal orang. Beragam potensi yang ada di Sabu Raijua juga mulai terekspos yang secara tidak langsung menjadi promosi promosi produk perindustrian dan perdagangan khususnya UMKM,” kata Lagabus.
Menurut Lagabus, Kabupaten Sabu Raijua, wilayah pemekaran dari Kabupaten Kupang pada tahun 2008, memiliki produk UMKM unggulan seperti tenun ikat, gula Sabu, rumput laut, dan lainnya.
Potensi pariwisata Pulau Sabu juga tak kalah bagus dengan Pulau sekitarnya yang sudah lebih dulu terkenal. Potensi pariwisata pulau ini diketahui masyakarakat luas sejak ada operator pesawat perintis membuka jalur penerbangan dari Bandara El-Tari di Kupang ke Bandara Tardamu, Sabu. Juga dibuka jalur penerbangan dari Kota Ende ke Pulau Sabu.
“Pada tahun 2018, salah satu destinasi wisatanya, yaitu Kelabba Maja meraih juara 1 Anugerah Pesona Indonesia (API), Kementrian Pariwisata untuk katagori Surga Tersembunyi Terpopuler. Ini capaian luar biasa untuk Sabu Raijua sebagai wilayah otonom baru,” kata Lagabus.
Lebih lanjut Lagabus mengatakan di masa pandemi dimana sebagian masyarakat harus di rumah saja, pendapatan menurut dan penuh ketidakpastian membuat aktivitas online meningkat.
“Saat sekarang marketplace menjadi tempat favorit banyak orang sementara perilaku pasar memang go online. Para pelaku UMKM yang memasarkan produknya lewat dunia digital harus jeli mana saja kebutuhan yang akan menjadi prioritas untuk dibeli,” imbuhnya.
Menurutnya yang paling tinggi diminati tentu saja kebutuhan pokok yaitu makanan. Sementara itu karena suasana social distancing membuat banyak warga yang memilih beraktivitas terkait hobi seperti berkebun..
Ia juga membagi tips untuk sukses berjualan yaitu aktif dalam pengelolaan info produk, merespon dengan cepat interaksi dengan pembeli, proaktif dalam berjualan, mempromosikan lewat media sosial, bisa bekerja sama dengan influencer dan memberi kemudahan pemesanan produk.
Di Webinar Literasi Digital yang sama pembicara lain Richy Hendra berbagi tentang bagaimana menghindari kejahatan di dunia digital yaitu salah satunya adalah phising. Ia mengatakan banyak kejahatan online yang memiliki celah dilakukan pihak-pihak tertentu untuk menarik keuntungan pribadi.
Menurut Richy, penipuan digital atau lebih dikenal dengan sebutan penipuan online marak terjadi di sekita kita. Apalagi dengan semakin tingginya penetrasi internet di Indonesia.
“Dengan berkembangnya internet ada sisi negatif yang dimanfaatkan oleh orang orang yang tidak bertanggungjaaab dengan mantargetkan orang lain,” ujar Richy Hendra dalam webinar yang dipandu oleh moderator Kika Ferdind.
Untuk itu perlu berhati-hati, lanjutnya, salah satu bentuk kehati-hatian para pengguna adalah tidak mengumbar hal-hal privacy di media sosial.
Dijelaskannya juga, saat ini jenis penipuan online yang kerap terjadi adalah Phising. Phising berasal dari kata fishing artinya memancing yaitu upaya dalam mendapatkan data seseorang dengan teknik pengelabuan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Selain Richy Hendra dan Lagabus juga hadir sebagai pembicara yaitu , Lia Arianti, Co Founder Momomaru Salmon Mentai, Tia Ragat XL Future Leaders Batch 9 dan Penggiat Literasi serta Key Opinion Leader Ainun Auliah.**