Manfaatkan Aplikasi Media Sosial di Masa Pandemi.
Kupang NTT -Internet merupakan jaringan terluas dalam sistem teknologi informasi. Informasi yang tersebar di internet dapat diakses melalui jaringan world wide web (www) dalam bentuk Teks, Musik, Foto atau Video,
Menurut Anggie Setia Ariningsih, CEO Fintech P2P Lending dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin 4 Oktober 2021, begitu banyak kemudahan yang bisa diperoleh dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi internet.
Dikatakannya, harusnya dengan adanya kemudahan informasi yang ada kita bisa semakin mengembangkan bisnis kita. Ataupun kita bisa mengembangkan apapun yang kita suka.
“Seharusnya bidang bisnis atau sesuatu yang kita suka lebih bisa dikejar dengan adanya keterbukaan informasi saat ini. Tapi faktanya penggunaan internet untuk bisnis ini atau ke penggunaan-penggunaan yang seperti pendidikan itu masih di bawah dari aktif informasi atau waktu luang,” ujar Anggie dalam webinar yang dipandu oleh Eddie Bingky ini.
Lebih jelasnya Anggie melanjutkan bahwa dari riset rata-rata orang Indonesia mengakses sosial media lebih dari 8 jam. Sementara rata-rata setiap harinya waktu menggunakan internet melalui perangkat apapun adalah 6 jam 54 menit.
Sementara itu media sosial adalah media daring yang digunakan untuk kebutuhan komunikasi jarak jauh yang mengandalkan proses interaksi antara satu dengan lainnya serta mendapatkan sebuah informasi melalui perangkat aplikasi khusus.
Perilaku pengguna internet di Indonesia dari survei mengungkapkan bahwa yang mengupdate untuk informasi ada sekitar 25,35%, untuk kepentingan bisnis 8,5%, hiburan 8,8%, pendidikan 9,2%, sosialisasi 10,3% pekerjaan 28% dan untuk mengisi waktu luang sebanyak 13, 5%.
Padahal, lanjut Anggie banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari semakin beragamnya media sosial yang harus dimaksimalkan. Diantaranya adalah untuk mempromosikan bisnis online dan offline . Karena semakin besar atau tinggi follower dan engagement semakin besar kesempatan mendapatkan konsumen baru.
“Tapi harus diingat untuk meraih manfaat maksimal bisnis yang kita garap dengan medsos maka personal branding bisnis harus terencana,” imbuhnya.
Selain itu medsos juga sangat bermanfaat untuk menyimpan portofolio sebab industri kreatif wajib menggunakan media sosial untuk menyimpan portofolio. Hal ini dilakukan untuk membuktikan keprofesionalan seseorang terhadap karya yang dibuat.
“Dengan kita mempunyai portofolio kita akan professional dan memudahkan klien atau kita untuk mengakses,” terangnya.
Media sosial juga amat efektif untuk menjalin relasi, mengenal public figure dan rekan seprofesi serta untuk meningkatkan peluang mendapat relasi bisnis dan meningkatkan peluang kerja. Sekarang sudah tidak zaman menjelek-jelekkan brand orang lain jadi kalau kalau tidak berkolaborasi tidak keren, terutama melalui sosial media. “Jangan pernah takut juga untuk say hi kepada orang dan berkolaborasi.”
Media sosial juga banyak manfaatnya untuk mencari referensi berbelanja online dengan membandingkan harga dan kualitas produk sebelum membeli maka keputusan kita untuk membeli bisa lebih baik lagi. Karena informasi akan lebih lengkap terkait barang yang akan dibeli dan mendapatkan produk terbaik dengan harga termurah.
“Tetapi masih banyak konsumen yang tidak mau membaca jadi mari kita tingkatkan literasi digital untuk mendapatkan informasi yang valid,” katanya.
Selain Anggie sejumlah pembicara lainnya adalah Yazid Yanwar Saputra, Founder Meraki Agency, Jannes Bastian Selly, M.Si, M.Kes dan Bunga Harum Dani sebagai Key Opinion.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.