Masyarakat Digital Harus Banyak Membaca Buku
Lombok Tengah -Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi saat ini memang lebih sering digunakan untuk berinteraksi antar manusia sehingga memunculkan jenis masyarakat baru yang disebut dengan masyarakat digital.
Josephine Vannia Brightnessa, Marketing Manager Digital Apps dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Rabu 1 September 2021, mengatakan, masyarakat digital berkomunikasi dengan teknologi yang ada saat ini.
“Sejumlah ciri terbentuknya masyarakat digital adalah digital citizenship dengan misalnya memiliki eKTP atau e paspor. Dan terlibat aktif dalam digital lifestyle atau medsos serta memakai digital commerce seperti e commerce, digital marketplace dan saham,” ujar Josephine dalam webinar yang dipandu oleh Patria Prathama ini.
Menurut Josephine, saat ini transformasi digital bukan lagi menjadi pilihan melainkan suatu kewajiban. Sebab selama pandemi covid segala sesuatunya berubah. Sangat penting bagi semua lapisan masyarakat untuk beradaptasi menjadi masyarakat digital untuk dapat tetap terhubung satu sama lain.
Selain itu, untuk menjadi masyarakat digital kita juga harus banyak membaca buku-buku, menonton YouTube dan ambil kursus kursus online yang banyak ditawarkan oleh para penyelenggara kursus. Dan sekarang ini banyak sekali kursus-kursus yang ditawarkan.
Juga kita harus terus melatih kemampuan kita sepanjang waktudan berupaya juga untuk menggunakan teknologi untuk bidang pekerjaan, hobi atau untuk memanage semua pekerjaan online kita. Ingat juga kalau kita belajar lama-lama keahlian itu akan nempel dan akhirnya menjadi terbiasa.
Untuk lingkungan terdekat kita, buka diri untuk saling berbagi ilmu. Misalnya ajarkan ibu atau ayah, aplikasi yang mereka mau pakai untuk kemudahan hidup mereka. Atau juga misalnya seorang guru mengajarkan caranya untuk bisa membuka Zoom. Dengan mengajar maka keahliannya kita menjadi lebih terasah.
Selain itu kita juga juga bisa mengikuti tren yang lagi berjalan. Cari tahu apa kira-kira caranya kita bisa terus improvisasi karena informasi sudah gampang untuk didapat.
Untuk memahami hal-hal di atas, maka perlu juga menambah wawasan akan kelebihan dan kekurangan menjadi masyarakat digital. Kemudahannya tentu saja kemudahan berinteraksi dengan orang lain. Bahkan bukan cuma keluarga dan teman kita juga bisa berinteraksi dengan orang-orang di luar negeri.
Tapi ada kekurangannya yaitu kita mengandalkan agua sangat tergantung dengan koneksi internet sinyal. Seperti yang diketahui Indonesia banyak memiliki daerah dengan wilayahnya yang terpencil.
Kelebihan kekurangan lain adalah informasi mudah didapat dan segala sesuatu bisa kita dapatkan di Google atau YouTube. Hal ini bisa menjadi kekurangan karena banyak informasi hoaks yang beredar dan keamanan digital yang terganggu. “Untuk itu kita memang harus pintar-pintar memilih informasi yang tersaji,” tutupnya,
Selain Josephine, pembicara lain adalah Ody Waji, CEO Waji Travest , Robby Sukmana, S.Kom, Programmer Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Lombok Tengah dan MArizka Juwita sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.