Digitalisasi Penting untuk Mempercepat Pengambilan Keputusan
Sumba Barat – Perkembangan dunia digital di tanah air harus diikuti juga dengan budaya digital sebab relasi sosial menjadi berubah bagi mereka yang mau masuk di dalam era digitalisasi.
Menurut Yulius Nahak Tetik, M.Kom, Dosen Prodi Teknik Informatika,Stimikom Stela Maris Sumba dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) Jumat 23 Juli 2021, penerapan budaya digital yang baik mampu membangun kecakapan masyarakat di dunia internet dan mencegah perbuatan dan upaya mendestruksi masyarakat.
“Dalam konteks pengambilan keputusan, digitalisasi dibutuhkan untuk mempercepat prosesnya. Orang kini bisa memutuskan sesuatu tanpa bertemu atau melihat barangnya. Ide baru juga terkadang muncul. Digitalisasi membuat orang mampu berpikir out of the box untuk mengeksplorasi ide baru,” ujar Yulius dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.
Yulius mengatakan bahwa relasi sosial menjadi berubah bagi mereka yang mau masuk di dalam era perkembangan terutama digitalisasi. Selain itu digitalisasi juga penting dimaksimalkan untuk mengenalkan produk lokal ke pasar internasional melalui e-commerce.
E-commerce sendiri adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan metode pembayaran dengan sistem cod (Cash On Delivery), melalui media elektronik dan
Dijelaskannya juga untuk mengenalkan produk lokal ke pasar internasional bisa melalui website (multi language), marketplace internasional, google ads, facebook ads.
Potensi besar digital untuk promosi produk ini terlihat dari hasil survei bahwa para pengguna internet sebanyak 27,5 persen menggunakannya untuk mencari dan membeli produk produk termasuk di platform market place dan media sosial (medsos) juga instagram ads.
Selain kelebihannya, dunia digital juga memilliki dampak negatif yang harus diwaspadai. Menurut Dion Mario, Defensive Security Manager DANA Indonesia, salah satu yang harus diwaspadai dari kejahatan di dunia digital adalah hacking.
Hacking sendiri adalah tindakan menemukan titik entri yang mungkin ada dalam sistem komputer atau jaringan komputer dan akhirnya memasuki mereka.
Hacking biasanya dilakukan untuk mendapatkan akses tidak sah ke sistem komputer atau jaringan komputer, baik untuk membahayakan sistem atau mencuri informasi sensitif yang tersedia pada komputer.
“Ada sejumlah cara untuk menghindari hacking, salah satunya adalah merahasiakan kode OTP untuk orang lain karena kode OTP hanya untuk diri sendiri. Selain itu gunakan password yang kuat dan unik yang berisi perpaduan antara tanda baca, huruf besar dan angka,” ujar Dion Mario.
Lebih lanjut dikatakannya, langkah prepare lain untuk menghindari perbuatan hacker adalah jangan pernah menulis password di note atau kertas dan jangan pernah membagikan password ke siapapun. Yang tak kalah penting adalah jangan pernah mendownload aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya.
“Sebaiknya gunakan anti virus yang berbayar dan jangan membuka link seseorang yang tak dikenal serta gunakan multifunction otentifikasi.”
Ia juga mengatakan untuk selalu berhati-hati dan membatasi informasi pribadi yang dibagikan. Selain itu hati-hati dalam berkomentar, lindungi akun digital dengan password yang tidak umum dan menghindari password dengan phrase tanggal lahir dna kota kelahiran.
“Gunakan password sulit berisi huruf kecil, huruf besar empat angka, empat tanda baca dengan minimal delapan karakter,” tandasnya.
Selain Dion dan Yulius juga hadir sebagai pembicara Lia Arianti, Co Founder Momomaru Salmon Mentai dan Bayu Eka Sari Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Ski