5 Langkah Transformasi Digital
Malaka NTT – Transformasi digital adalah proses dan strategi penggunaan teknologi yang secara drastic mengubah hidup banyak orang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengguna atau organisasi yang semakin bergantung hidupnya dengan teknologi untuk sehari-hari. Serta memberikan pengaruh positif dan negatif kepada mereka.
Lima langkah transformasi digital yang diarahkan oleh Presiden Joko Widodo pada 3 Agustus 2020 lalu adalah sebagai berikut:
- Segera lakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastuktur digital dan penyediaan layanan internet.
- Persiapkan roadmap transformasi digital di sektor strategis. Baik di sektor pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, maupun penyiaran.
- Percepat integrasi pusat data nasional.
- Siapkan kebutuhan SDM talenta digital.
- Yang berkaitan dengan regulasi, skema pendanaan dan pembiayaan segera disiapkan secepatnya.
Dari kelima poin tersebut, menurut Dian Berebein seorang pegiat literasi di Malaka, Nusa Tenggara Timur mengatakan bahwa dirinya menyorot pada poin pertama dan keempat. Dalam poin empat tertulis siapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertalenta digital, namun kesulitan yang ada di Malaka adalah masih minimnya SDM tersebut.
“Menurut saya, teman-teman di daerah tertinggal masih harus membutuhkan banyak dukungan agar transformasi digital ini bisa berjalan dengan baik. Dukungan tersebut baik internal yakni diri sendiri maupun eksternal,” kata dia dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, Jumat (18/6/2021).
Dijelaskan lebih lanjut olehnya, SDM bertalenta digital itu harus memiliki keterampilan dan melek teknologi. Di Malaka sendiri, pengguna internet masih didominasi usia 25-34 tahun. Meskipun sudah banyak yang paham teknologi dan internet, namun menurut Dian pemahaman penggunaan yang baik masih jauh dari kata positif.
“Skor indeks pembangunan pemuda indonesia sebesar 51,50. Masih sangat rendah dibandingkan daerah lain. Penyumbang terendah itu masih dari daerah yang tertinggal. Karena penilaian dari IPP sendiri adalah pendidikan, kesehatan dan lapangan pekerjaan,” kata dia memaparkan.
Lalu apa yang harus dilakukan agar ketertinggalan tersebut bisa dikejar? Dikatakan oleh Dian, di tengah keterbatasan akses yang dimiliki daerah tertinggal tentunya, pemuda diwajibkan untuk terus belajar secara efektif dan niat bersaing. “Mereka juga harus memiliki tekad berprestasi dan rasa percaya diri yang tinggi,” ujarnya lagi.
Dian tidak menampik bahwa niat belajar sudah ditunjukkan oleh masyarakat di Malaka, namun kemampuan mereka untuk memperbaharui itu semua masih dirasa kurang. “Anak-anak disini sudah ada niat belajar secara efektif, namun masih saja ada faktor yang kurang mendukung sehingga tidak maksimal. Sekarang juga banyak platform yang membantu mengupgrade itu semua, training dari internet dan sebagainya,” katanya.
Dian mengaku bahwa pemanfaatan teknologi di Malaka masih menggunakan metode lama alias sudah tertinggal jauh dari wilayah lain seperti di Pulau Jawa. Dia mencontohkan, di era marketplace yang sudah menjamur saat ini, warga di Malaka masih berjualan dari pintu ke pintu. “Kami disini belum maksimal menggunakan aplikasi ojek online, maupun marketplace. Itu juga dikarenakan sinyal internet yang kurang memadai. Untuk membuka laman Instagram saja sulit, dan kami menggunakan Facebook disini.”
Untuk itu dia berharap adanya dukungan pemerintah pusat untuk membantu penyerapan teknologi digital semakin baik di wilayahnya. “Saya ingin internet bisa merata di semua daerah tertinggal seperti Maluku-Papua, Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi dan Kalimantan. Agar kami semua bisa merasakan manfaat teknologi di era digital ini dalam membantu kehidupan sehari-hari,” tutupnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, Jumat (18/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Nita Sellya (Pemilik tunggal dan pendiri CASOLANS), Fadly Arihsan (Engineer MAXPLUS), RD Yudelfianus Fon Neno., S.FIL (Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Malaka) dan Sri Rahma Dani sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.