Gunakan Dompet Digital, Apa Saja Keuntungan dan Kerugiannya?
Seram Bagian Timur – Dompet digital alias e-wallet menjadi salah satu alat transaksi non-tunai penting di masa pandemi Covid-19.
“Menurut catatan Bank Indonesia (BI) selama pandemi Coavid-19, pengunaan uang elektronik (e-money) dan dompet digital (e-wallet) meningkat hingga 24,42 persen,” tutur Grace M Moulina Head Of Marketing Communications & Event Dept dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Seram Bagian Timur, Maluku, Jumat (23/7/2021).
Untuk itu, Anda perlu tahu apa saja keuntungan dan kerugian menggunakan dompet digital. Apa saja?
Grace mengatakan setidaknya ada beberapa keuntungan menggunakan dompet digital. Pertama, adalah kemudahan dan kecepatan transaksi non-tunai.
Lewat satu aplikasi di smartphone, Anda bisa menyelesaikan transaksi pembayaran tanpa menggunakan uang tunai.
Manfaat lainnya adalah ragam promo yang diberikan. Potongan cashbask dan diskon misalnya, akan sangat membantu mengurangi biaya transaksi.
“Keuntungan utama dari dompet digital adalah penggunaan sistem keamanan berlapis, dengan menggunakan OTP pada setiap transaksi,” paparnya lagi.
Tentu saja dibalik keuntungan tersebut, ada juga sejumlah kerugian yang mengintai pengguna. Yang utama, dompet digital membutuhkan jaringan internet yang stabil, sehingga sulit digunakan di daerah terluar dan terpencil.
Belum lagi pilihan layanan dan merchant yang terbatas, hingga risiko over spending yang berujung perilaku konsumtif.
“Ada juga risiko kejahatan siber yang mengintai pengguna. Makanya harus pintar memilih dompet digital yang digunakan,” paparnya.
Selain Grace, webinar ini juga menghadirkan Alaika Abdullah, Virtual Assistant & Digital Content Creator, Agus Rachmat Nurlette, Pendamping UMKM Di Seram Bag Timur, Fandy Ruby sebagai key opinion leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia.
Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.