Orang Tua Memegang Peranan Terhadap Dampak Internet pada Anak

0

Lombok Tengah, Banyak perubahan interaksi sosial yang terjadi karena perkembangan dunia internet yang begitu meluas, apalagi di era pandemi seperti sekarang ini. Karena sudah sepantasnya keluarga khususnya orangtua perlu membentengi diri dan bersikap bijak mendidik anak-anak agar tak terjerumus dalam dampak negatif dunia digital.

Hal itu dikatakan oleh Amir S.Pd, Ketua PGRI Lombok Tengah erjerumus dalam dampak negatif dunia digital dalam Webinar Literasi Digital yang digelar oleh Kemenkominfo dan Siberkreasi di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat,  Kamis 17 Juni 2021.

Menurut Amir, sejumlah interaksi sosial berubah di era digital seperti sekarang ini. “Contohnya perubahan sosial di era digital terhadap ojek online yang mengancam keberadaan ojek pangkalan yang dulunya biasa kita temui di beberapa sudur dan menjadi mata pencaharian sebagian warga,” ujar Amir.

DItambahkannya juga ancaman eksistensi ini juga melanda dokar atau cidomo karena para konsumen merasakan banyak kemudahan dari munculnya ojek onlie yang mempergunakan perkembangan bisnis jasa di dunia digital.

Ancaman lain adalah maraknya online dating atau kencan online yang bsai dikonsumsi tak hanya oleh orang yang sudah cukup umut tetap juga bisa dilihat oleh generasi muda.

Selain itu adanya online bullying yang terjadi akibat dampak sosial yang paling kentara dari hadirnya online teknologi yang berimplikasi negatif bagi kehidupan bermasyarakat. “Online bullying adalah kejahatan yang dilakukansecara virtual tanpa pertemuan fisik antar pelaku,” jelasnya.

Ia juga mengatakan bahwa orangtua sangat bertanggungjawab akan dampak negatif internet seperti kecanduan menggunakan internet seperti gam eonline, medsos dan lainnya. “Orang tua harus tetap mengawasi anak-anak karena dibalik manfaat luar biasa yang bisa diambil dari kemajuan teknologi internet, tetapi ada juga nacama yang sangat dahsyat melanda perkembangan jiwa anak.”

Karenanya ia mengatakan untuk meminimalisir kecanduan anak pada gadget yaitu salah satunya adalah dengan menerapkan aturan saat di rumah ataupun di sekolah. Aturan tersebut bisa berupa lama waktu yang boleh dipergunakan anak untuk memegang HP diluar untuk keperluan sekolah daring.

Meski begitu ia juga sangat mengapresiasi kemajuan teknologi yang bsia membawa kebaikan buat masyarakat apalagi di tengah pandemic seperit sekarang ini. Masyarakat bisa memanfaatkan internet untuk belajar online, diklat online, workshop online.

Sementara itu di acara Webinar yang sama pembicara lain Chris Jatender, Kaprodi Tekhnik Informatika STTI STIENI berbagi tentang basic skill soal hardware dan Sofware dengan penggunaannya.

Dikatakan Chris, di era digital yang semakin meluas pentrasinya, juga diperlukan kecakapan pengetahun mendasar tentang beragam informasi yang mendukung teknologi yang kita tengah pakai saat ini. Termasuk pengertian mendasar tentang perangkat computer, baik perangkat keras dan lunaknya.

Dijelaskan Chris, perangkat keras atau hardware dengan bahasa sederhana adalah semua bagian fisik computer. Perangkat keras ini bisa dan dibedakan dengan data yang berada di dalamnya atau yang beroperasi di dalamnya dibedakan dengan perangkat lunak (software) yang menyediakan instruksi untuk perangkat keras dalam menyelesaikan tugasnya.

“Perangkat keras terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah perangkat keras proses,perangkat keras penyimpanan, kelistrikan, input  dan perangkat keras output semisal layer komputer atau layar monitor, speaker, printer, LCD Proyektor, ataupun headset.

Perangkat lunak juga dapat dikatakan sebagai bagian sistem komputer yang tidak berwujud. Istilah ini digunakan untuk menonjolkan perbedaannya dengan Hardware (perangkat keras) komputer.

Karena disebut sebagai perangkat lunak (software), maka sifatnya juga berbeda dengan perangkat keras (hardware). “Jika hardware merupakan perangkat yang nyata yang dapat dilihat dengan jelas oleh mata dan dipegang secara langsung, maka software tidak dapat dipegang dan dilihat fisik bentuknya. Software memang tidak nampak secara fisik / berwujud benda, namun software dapat dioperasikan dan dijalankan,” jelas Chris.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *