Seniman Made Ada, Konsisten Angkat Filosofi Nilai Budaya dalam Ukiran Kayu Bali
Ubud – Seni rupa ukiran kayu Bali merupakan sebuah produk yang lahir dari keterampilan, keahlian, dan dedikasi tinggi para pengrajin selama beberapa dekade dengan keunikan nilai – nilai tradisional dibaliknya.
Di zaman dahulu, ukiran kayu terbaik bahkan diberikan ruang secara khusus sebagai elemen dekoratif di dalam bangunan kuil, istana, dan artefak yang dimanfaatkan dalam upacara adat keagamaan.
Pengalaman dalam menciptakan karya seni tersebut disampaikan oleh Sang Maestro, I Made Ada secara langsung kepada para jurnalis dalam acara kelas jurnalis yang diadakan di workshop miliknya yang
bernama “Ada Museum” di Banjar Pakudui, Kedisan, Tegalalang, Gianyar dimana beragam hasil karya seni tinggi telah terlahir di sana.
Made Ada dikenal sebagai Sang Maestro “Garuda” memaparkan, “Salah satu hal yang menjadikan seni ukir Bali unik dan memiliki nilai seni tinggi adalah setiap karya seni yang tercipta tidak dapat terlepas dari filosofi Bali dan memiliki cerita budaya serta sejarahnya masing – masing.
Misalnya Tri Kaya Parisudha yang berarti tiga tindakan sakral manusia untuk berpikir, berbicara, dan bertindak secara baik dan benar.
Di sela-sela acara, Sang Maestro juga menekankan pentingnya kemampuan para seniman ukiran kayu Bali agar tetap mampu mengejewantahkan filosofi nilai budaya Bali namun sekaligus harus memiliki nilai yang
dapat diterima oleh pasar, sehingga dapat bermanfaat secara ekonomi bagi seniman.
Terlebih berdasarkan hasil observasi, mayoritas seniman ukiran kayu Bali adalah para suami, saudara, dan anak laki-laki dalam anggota keluarga yang menggantungkan keuangan keluarga kepada kelompok masyarakat tersebut.
Artinya, para seniman ukiran kayu Bali harus dapat mensinergikan nilai budaya, sejarah, dan ekonomi dalam setiap proses pembuatannya.
Memahami adanya kenyataan tersebut, Mowilex Indonesia selaku produsen cat berkualitas di Indonesia yang telah hadir selama hampir 50 tahun, tergerak untuk melestarikan dan mengapresiasi para seniman
ukiran kayu Bali atas dedikasi dan keahliannya dalam menciptakan mahakarya seni yang telah diakui hingga tingkat dunia.
Bagi perusahaan tersebut, kelestarian nilai budaya dan sejarah ukiran kayu Bali merupakan tanggung jawab bagi seluruh pihak.
Nico Safavi, COO Mowilex Indonesia menyatakan, dukungan kelestarian seni ukir kayu Bali. Dia berharap masyarakat Indonesia pada umumnya dapat mengerti bagaimana proses pembuatan seni ukir kayu Bali.
Dengan demikian, karya seni ini dapat tercipta dengan nilai seni dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pelestarian nilai pada seni ukir kayu Bali juga penting untuk mengenal falsafah budaya Bali yang telah hadir dan diturunkan dari generasi kegenerasi.
Pada kesempatan ini, Nico Safavi juga mengundang para media dan juga pecinta karya seni di Bali dan sekitarnya untuk hadir dalam peluncuran sebuah buku biografi mengenai cerita para seniman ukiran kayu
Bali berjudul Balinese Woodcarving – A Heritage to Treasure pada tanggal 14 – 16 Juni 2019.
Adapun buku tersebut akan membahas beragam nilai budaya dan sejarah, serta dedikasi dari 35 seniman ukiran kayu Bali terpilih agar menawarkan pemahaman secara utuh mengenai nilai -nilai inspiratif dibalik setiap
ukiran kayu Bali yang dihasilkan oleh ke-35 seniman terpilih.
Acara tersebut menghadirkan beragam karya seni ukir Bali dari ke-35
seniman terpilih yang ceritanya juga didokumentasikan dalam buku tersebut. (zal)