Wifie Gratis Bisa Jadi Penyebab Bocornya Data Pribadi
Timor tengah utara -Dalam ruang digital, data pribadi setiap pengguna sangatlah penting dan harus kita jaga baik-baik keamanannya.
Pengamanan data tersebut dapat meminimalisir terjadinya kejahatan di ruang digital termasuk kejahatan oada transaksi elektronik. Mulai dari fraud, phising, hingga malware maupun kejahatan dalam dunia siber lainnya.
Grace M Moulina, Head of Marketing Communication Financial Company dalam Webinar Literasi Digital di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Selasa 7 September 2021, mengatakan bahwa ada dua jenis data pribadi yaitu data umum dan spesifik.
“Data umum seperti nama lengkap, jenis kelamin kewarnegaraan agama dan atau data pribadi yang dikombinasikan untuk mengidentifikasi seseorang (NIK),” ujar Grace dalam webinar yang dipand oleh Kika Ferdind ini.
Sementara itu, lanjut Grace data spesifik seperti data dan informasi kesehatan, data biometric, data genetika, orientasi seksual, catatan kejahatan, data anak, data keuangan pribadi dan atau data lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan identitas digital merupakan instrumen yang digunakan untuk membuktikan eksistensi seseorang di dunia digital. Identitas digital ini sering digunakan juga untuk mendaftar ke suatu layanan online.
Identitas digital dapat berupa alamat email, username, nomor handphone dan akun sosial media. Sementara itu identitas konvensional adalah data yang digunakan untuk mengidentifikasikan seseorang dan digunakan sebagai identitas diri. Semisal nama lengkap, NIK, KTP dan KK atau pun nomor rekening.
Dan data-data ini kerapkali disalahgunakan untuk melakukan penipuan digital. Datanya per Maret 2021 sudah ada 3500 laporan kejahatan siber. Ini sangat mengkhawatirkan sebab data di bulan yang sama ada 212,35 juta pengguna internet atau sebanyak 76,8% total populasi.
“Dan dari sekian banyak kejahatan siber tersebut, berisi kejahatan tentang SARA, penipuan online, pornografi, akses illegal, perjudian, peretasan, hoaks dan penyalahgunaan data,” jelas Grace.
Ada delapan tipe kejahatan siber di Indonesia yaitu Phising(pengelabuan), Injeksi virus, Malware, Ransomware, Hacking (peretasan), Spamming, Distibuted Denial of service(DDOS) attack, Piracy (pembajakan) dan Cyber bullying serta eksploitasi anak.
“Sekarang memang banyak sekali akun-akun bullying yang ada di sosial media. Kalau misalnya ada ibu-ibu yang suka posting anak-anaknya itu suami dia dari bangun pagi hingga sekolah hati-hati orang-orang bisa menggunakan data-data yang ada di postingan kita,” saran Grace.
Kerap terjadi pencurian identitas dan bocornya identitas prbadi ini karena beberapa hal. Diantaranya adalah pemakaian jaringan publik yaitu wifi gratis di ruang publik misalnya.
Selain itu bocornya identitas pribadi kerap juga terjadi karena eksploitasi di sosial media dengan mengepost data pribadi di platform media sosial secara sengaja maupun tidak. Atau hilang atau rusaknya perangkat serta serngan siber.
Selain Grace pembicara lain adalah , Sofia Sari Dewi, Fashion Designer Clozette.id, Ambassador Digital Content Creator, Thomas Alexander Laer, S.Kom, Staf IT Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu dan Eryvia Maronie sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.