3 Pilar Utama Masyarakat Digital
Buleleng -Perkembangan dunia teknologi digital menjadi sebuah keharusan untuk beradaptasi bagi para pengguna internet. Karena perkembangan teknologi digital membuka era digital seperti sekarang ini.
Nur Rahma Yenita, M.Pd, Ketua Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Indonesia (STTI), mengatakan bahwa teknologi digital adalah suatu alat yang tidak lagi menggunakan tenaga manusia secara manual tetapi lebih pada sistem pengoperasian otomatis dengan sistem komputerisasi atau format yang dapat dibaca oleh komputer.
“Hal itu memunculkan masyarakat digital yang merupakan hubungan antar manusia yang terjadi melalui teknologi dengan memanfaatkan jaringan internet dan media atau platform tertentu,” ujar Nur Rahma dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Buleleng, Bali, Rabu 25 Agustus 2021.
Lebih lanjut dikatakannya perkembangan teknologi digital membuka era digital dan secara garis besar dapat dilihat pada 3 hal yaitu lahirnya komputer pada tahun 1940 dan perkembangannya sejak saat itu. Yang kedua adalah lahirnya internet atau world wide web (WWW) pada tahun 1989 dan terakhir lahirnya situs jejaring sosial sosial media pada tahun 1997 dan maraknya penggunaannya saat tahun 2000-an.
Untuk sampai kepada kondisi era digital ini, umat manusia sudah melampaui 4 revolusi industry. Yang pertama adalah revolusi industry pertama saat penggunaan mesin uap dan kereta api dan revolusi industry kedua adalah produksi massal listrik dan alat komunikasi. Revolusi ketiga dan keempat adalah revolusi industry komputer dan automation serta revolusi industri cyber physical system.
Saat ini teknologi internet dalam genggaman karena begitu banyak hal yang bisa kita dapatkan dalam smart phone kita. Seperti aplikasi e-learning, aplikasi perbankan aplikasi bidang kesehatan, game online, sosial media dan digital marketing serta online shop.
Terkait hal itu ada sejumlah pilar utama masyarakat digital yaitu digital citizenship yaitu penggunaan perangkat digital dalam pelayanan publik dan pemerintahan. Dan digital lifestyle yaitu penggunaan teknologi digital dalam aktivitas sehari-hari serta digital commerce yaitu penggunaan teknologi digital dalam aktivitas ekonomi.
“Kalau kita tidak ada aktif dalam teknologi digital otomatis kita akan tertinggal,” dalam webinar yang dipandu oleh Tony Thamrin ini.
Masyarakat digital itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti berbudaya masyarakat digital, budaya offline beralih menjadi budaya online, berkecimpung sosial media online, senang belanja online, mencari informasi online, meeting atau kerja online ataupun memilih membeli tiket akomodasi online.
Selain itu ada sejumlah kelebihan terbentuknya masyarakat digital seperti interaksi komunikasi tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, berkomunikasi secara real time, semua aktivitas masyarakat bisa dikerjakan secara efisien efektif dan cepat sehingga mampu meningkatkan produktivitas.
Kendati begitu, ada juga sisi kekurangan dari masyarakat digital yaitu membuka peluang jenis kejahatan digital terus terjadi. “Penyalahgunaan teknologi digital justru menurunkan produktivitas, adiktif terhadap penggunaan medsos dan game online serta kehilangan batas-batas privasi,” katanya.
Nah, untuk cakap menggunakan teknologi digital maka kita harus melakukan sejumlah langkah yaitu mengenali dahulu kebutuhan divisi digital untuk menunjang kegiatan dan pekerjaan kita.
Setelah itu tentukan jenis device digital yang kita butuhkan kemudian pelajari perkembangan teknologi device digital tersebut dan penggunaan teknologi device tersebut agar bisa digunakan secara optimal. Jangan lupa untuk menggunakannya secara bijak dan cerdas agar produktivitas kita meningkat.
“Cakap digital tidak hanya soal kemampuan menggunakan gawai saja tetapi lebih dari itu seseorang harus cerdas dan bijak dalam menggunakannya agar produktivitas meningkat,” tandasnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar kali ini juga menghadirkan Ody Waji, CEO Waji Travest, Ni Luh Putu Ning Septyarini, PA.MPd, Relawan TIK Bali & Dosen STMIK Primakara dan Ainun Auliah sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.