Ancaman Krisis Air Nyata Adanya, IDEP Selaras Alam Dukung SD 4 Munduk Edukasi Siswa Cinta Lingkungan Air
Kabardenpasar – Ancaman krisis air di Bali saat ini mungkin belum pada tahap menghawatirkan, tapi ancaman itu nyata adanya dan harus diantisipasi sejak dini, mengingat air adalah sumber kehidupan.Satu langkah kecil dan sederhana terkait hal ini, cinta air dan lestarikan air sudah mulai dilakukan setidaknya di tiga sekolah yang mendapat dukungan yayasan IDEP Selaras Alam melalui program Bali Water Protection (BWP).
Tiga sekolah tersebut adalah SDN 4 Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Di satu sudut sekolah ini terdapat taman mini yang digunakan para guru untuk memberikan pembelajaran langsung praktek pentingnya menjaga keberlangsungan air, dan lingkungan.
Di taman tersebut terdapat kolam, tanaman -tanaman yang dikenal bisa menyimpan air sebagai cadangan saat musim kemarau, juga media kecil gentong pengolah sampah. Plt. Kepala Sekolah SDN 4 Munduk, Gede Dedy Suwartawan mengatakan, program nya dinamakan Mekar (Membangun Edukasi Konservasi Air dan Ramah Lingkungan).
“Kami menanam pohon-pohon lokal yang ramah air seperti beringin, tulak, dan peji. Jenis pohon ini tahan musim kering dan bisa menyimpan cadangan air di dalam tanah, sementara gentong pelastik ini untuk mengajarkan siswa mengelola sampah organik menjadi pupuk kompos, yang bisa digunakan di taman ini langsung “, jelas Dedy.
Taman yang dilengkapi meja dan kursi tersebut dikatakan Dedy tempat favoritnya para siswa saat jam istirahat belajar di ruang kelas. Namun tempat yang terbatas, ukuran taman sekitar 3×20 meter tersebut membuat para siswa sering rebutan tambah Dedy.
Diakui Dedy, pembiayaan taman mini tersebut didukung yayasan IDEP Selaras Alam melalui program Bali Water Protection (BWP) dengan mengikuti lomba dengan tema “Gerakan dari Sekolah untuk Menjaga Air” yang diadakan pada pertengahan tahun 2024 lalu. Sekolah, SD Negeri 4 Munduk, salah satu pemenang lomba yang ditujukan kepada para siswa atau sekolah untuk berinovasi dan menuangkan ide-ide kreatif dalam upaya pelestarian air di Bali.
Selain SD Negeri 4 Munduk, juga ada SD Negeri Besan di kabupaten Kelungkung yang mengembangkan sistem Taman Hujan Sekolah untuk menampung air hujan dari atap ruang kelas dan menyalurkannya ke taman resapan. Air hasil penampungan dimanfaatkan untuk irigasi kebun sekolah, penyiraman tanaman, serta pemeliharaan fasilitas sanitasi. Dengan inovasi tersebut pihak sekolah mencatat efisiensi penggunaan air bersih sebesar sekitar 50 persen dibandingkan sebelum proyek berjalan.
Serupa dilakuka SMA Negeri 1 Penebel kabupaten Tabanan sebagai pemenang ketiga yang menerapkan Sistem Tower Ganda, yaitu dua menara air untuk menampung air hujan dan mendaur ulang air limbah cuci tangan.
Air limbah disaring menggunakan lapisan arang, pasir, dan kerikil, lalu dimanfaatkan kembali untuk penyiraman tanaman.Sistem ini tidak membutuhkan listrik dan dapat dibuat dengan biaya rendah, sehingga mudah direplikasi oleh sekolah lain.
Perwakilan IDEP Selaras Alam, Edward Angimoy, mengatakan langkah sederhana yang dilakukan sekolah-sekolah pemenang lomba ini diharapkan bisa menginspirasi sekolah lainnya. “Pentingnya menyebarluaskan praktik baik dan inovasi konservasi air yang telah dikembangkan oleh sekolah-sekolah pemenang, sehingga dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain dan komunitas di Bali untuk mengadopsi pendekatan serupa”, kata Edward.***