Indonesia Sulit Mencapai Tujuan SDGs Di Tahun 2030 ?
Badung- Setelah 4 tahun berjalan, Indonesia dinilai sulit untuk mencapai tujuan Sustainable development Goals (SDGs) di tahun 2030. SDGs Terbit pada 2015 silam dengan capaian target hingga 2030. Indonesia termasuk salah satu negara yang mengambil bagian dalam upaya pencapaian SDGs tersebut.
Sustainable development Goals (SDGs) adalah tujuan pembangunan berkelanjutan dengan 169 capaian yang terukur sebagai agenda global yang ditetapkan oleh PBB.
Jalal, penggiat sosial, praktisi CSR dan akademisi Universitas Sekolah Bisnis Prasetya Mulya pada acara Seminar Membangun Kemitraan Untuk Mencapai SDGs di Hotel Padma, Seminyak, Bali, Rabu 4 September 2019 mengatakan sulitnya target di Indonesia tercapai pada 2030 dengan melihat kondisi yang ada pada 2018
“Kalau targetnya pada 2030 di Indonesia tidak ada miskin, tidak ada yang kelaparan, semua punya akses pendidikan yang memadai maka dilihat kondisi tahun 2018 sesungguhnya belum memadai,” ujar Jalal.
Lebih lanjut menurut Jalal sumberdaya yang dimiliki belum benar-benar diarahkan mencapai tujuan yg disepakati. Dan untuk mencapai tujuan tersebut seluruh stakeholder harus mengambil peran. Baik pemerintah, swasta, penggiat sosial hingga korporasi.
Dikemukakannya juga ada tiga dokumen penting raport SDGs. Khusus di Indonesia misalnya ada sejumlah indikator yang belum menggembirakan atau belum ada perubahan sejak 2015. Kedua, tidak tersedianya data untuk mengukur. Ketiga ada indikator yang menunjukan penurunan dibandingkan tahun 2015.
“Ada beberapa indikator yang bukan saja tidak tercapai malah mundur dibandingkan sebelumnya,” imbuhnya.
Selain sumberdaya yang belum dioptimalkan, hambatan politik kerap menjadi tantangan dalam mencapai SDGs.
Sebab kebijakan politik rentangnya lima tahunan. Sedangkan SDGs 15 tahun. Lintas kementrian memiliki kewenangan dan target masing-masing. Belum lagi perbedaan latar belakang parpol di tiap-tiap kementrian yang menyebabkan terhambatnya komunikasi antar instansi.
Sementara itu pada kesempatan yang sama akademisi Universitas Trisakti Maria Nindita Radyati mengatakan proses edukasi sangat diperlukan untuk memahami soal capaian MDGs terutama terkait partisipasi korporasi. Selama ini korporasi terlibat dalam peberdayaan sosial melalui corporate social responsibility (CSR). “Edukasi memiliki peran penting sebab diperlukan partisipasi seluruh elemen baik pemerintah, swasta, NHO dan kelompok masyarakat lain,” kata Maria.(nya)