Lima Perubahan yang Terjadi Selama Pandemi Covid
Flores Timur – Secara tidak sadar, pandemi mengubah cara kita bekerja dan belajar. Pandemi memaksa kita untuk bisa lebih menguasai digital. Cara komunikasi juga ikut berubah. Perubahan tersebut memberikan dampak yang baik karena kita bisa lebih memangkas waktu dan ruang supaya lebih efektif.
“Ini artinya kita dipaksa terakselerasi untuk menguasai digital. Jangan sampai kehilangan momentum yang seharusnya bisa membuat kita lebih cakap digital tetapi malah tertinggal,” ujar Aiki Adi Joyo dalam acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (2/8/2021).
Menurut Aiki, pertanyaan selanjutnya adalah apakah kebiasaan ini akan permanen atau temporer? Dalam sebuah riset di Rusia, perubahan permanen akan terjadi di antara 18-245 hari jika kita melakukan hal yang sama terus-menerus.
Seperti contoh dari penggunaan masker dan rutin mencuci tangan. Kebiasaan ini dinilai berpotensi jadi perilaku yang permanen. Terutama di kehidupan setelah pandemi.
Dalam riset juga mengatakan, masyarakat lebih cepat beradaptasi dengan kebiasaan yang baru jika kebiasaan tersebut tidak mengubah perilaku lama secara signifikan.
“Ini juga berhubungan dengan bagaimana pengalaman baru untuk kehidupan yang baru. Sebagian orang merasa kebiasaan ini adalah sebuah solusi, sehingga berpotensi jadi perilaku yang permanen kedepannya,” tambahnya.
Aiki juga menambahkan perilaku apa saja yang berubah dan bisa terakselerasi dengan cepat. Pertama, meningkatnya adopsi digital seperti untuk kebutuhan sehari-hari yang dipaksa menggunakan platform digital selama belajar dan bekerja.
Kedua, perilaku mobilitas kita yang berubah. Biasanya kita akan lebih sering menggunakan transportasi publik karena lebih irit. Sekarang, lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi atau tidak keluar rumah jika tidak penting.
Ketiga, berubahnya kebiasaan berbelanja. Secara tidak sadar, selama pandemi kita memang sudah diarahkan untuk hidup berbasis teknologi. Ini merubah kebiasaan belanja kita terutama di kota-kota besar.
“Sekarang masyarakat lebih peduli membeli kebutuhan dan barang-barang yang diperlukan terlebih dahulu,” ujarnya.
Keempat adalah meningkatnya kekhawatiran kita dengan kesehatan. Penyakit-penyakit kecil seperti batuk, pilek, demam, dan sebagainya membuat kita lebih aware akan apa yang terjadi karena ketakutan akan virus dimana-mana.
Kelima adalah meningkatnya adopsi hewan. Ini menjadi kebiasaan baru, terutama bagi yang mencari kesibukan di tengah pandemi karena setiap harinya berada di rumah saja.
“Lima perubahan yang terjadi dan mengubah pola kehidupan kita tersebut akan tetap dilakukan meskipun pandemi sudah selesai,” tuturnya.
Itulah mengapa penting bagi kita untuk memahami digital dari sekarang. Sebelum datang kehidupan yang memang memaksa kita untuk menggunakan digital sepenuhnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi menyelenggarakan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital. Webinar kali ini dilakukan di wilayah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (2 Agustus 2021). Webinar kali ini menghadirkan pembicara yaitu Fajar Sidik (Zinester dan Podcaster at 30 Degree Media Network), Aiki Adi Joyo (CEO Viding.co), Simon Sinu Tukan (ASN pada BKPSDMD Flores Timur), dan Adelita.
Dengan acuan 4 pilar utama yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Selain itu juga merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten.