Tips Memasarkan Brand Lokal ke Pasar Internasional
Lombok Tengah – Sejak 10 tahun terakhir, e-commerce di Indonesia sangat berkembang. Joshepine Vannia, Markering Manager Digital Apps Transportation menceritakan di awal kemunculan e-commerce, masih banyak sedikit penjual dan masyarakat pun belum terbiasa dengan sistem belanja online tanpa melihat barang secara langsung.
Berbeda dengan dahulu, justru sekarang ini belanja online sudah menjadi kebiasaan masyarakat terutama saat pandemi karena tidak bisa belanja secara offline. Selain itu, banyak orang yang membutuhkan atau kehilangan pekerjaan di masa pandemi kemudian mereka memiliki gagasan untuk menciptakan suatu produk yang dipasarkan secara online. Merk dagang yang diciptakan untuk dipasarkan dalam negeri ini lah yang dikenal dengan lokal brand.
“Lokal brand adalah merk yang memasarkan produk yang berasal dari dalam negeri kemudian diproduksi dan dipasarkan di dalam negeri,” jelas Joshepine atau Jojo dalam Webinar Literasi Digital di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Rabu (25/8/2021).
Jojo menjelaskan, lokal brand ini terbagi menjadi dua, yaitu yang berbasis perusahaan dan berbasis UMKM. Biasanya lokal brand berbasis perusahaan ini sudah terkenal dan skala penjualan pun sudah besar bahkan hingga pasar Internasional.
Brand berbasis UMKM ini memiliki skala yang lebih kecil seperti industri rumah tangga. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bagi brand lokal berbasis UMKM ini masuk ke pasar internasional.
Selanjutnya, e-commerce dipahami sebagai aktivitas penyebaran, penjualan, pembelian, pemasaran produk dengan memanfaatkan jaringan internet. E-commerce ini tidak hanya terpaku pada penjualan melalui marketplace, tetapi termasuk melalui Whatsapp, media sosial, atau website.
“Brand lokal harus mulai memasarkan produknya secara internasional dan melalui e-commerce karena lebih praktis dan bisa dilakukan di mana pun selama memiliki akses internet. Pasar internasional membuat target market jadi lebih luas dan memungkinkan harga barangnya menjadi lebih tinggi,” jelasnya.
Ia juga memaparkan, untuk memasarkan produk di pasar internasional dapat dilakukan dengan tips berikut:
1. Menggunakan bahasa Inggris
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional. Oleh karena itu, untuk memasarkan produk dalam dunia internasional memerlukan bahasa Inggris, mulai dari menu di website, deskripsi, hingga pemasarannya.
2. Membuka toko di marketplace internasional
Kalau membuka toko di marketplace internasional juga memudahkan pembeli dari luar negeri untuk melakukan pembelian. Misalnya seperti Amazon, Alibaba, e-Bay. Hal penting lainnya kita harus mencari tahu kebijakan dari tiap marketplace yang meliputi komisi dan sebagainya.
3. Manfaatkan digital marketing
Menggunakan digital marketing membuat biaya yang dikeluarkan sesuai dengan target. Digital marketing juga bisa diatur dengan target pasar yang sangat spesifik dari umur, jenis kelamin, dan sebagainya.
4. Memahami cara pembayaran
Hal ini penting karena tidak di semua negara e-wallet yang biasa digunakan di Indonesia juga bisa digunakan di dunia internasional. Jojo mengatakan, penjual bisa memanfaatkan kartu visa dan mastercard untuk pembelian online.
5. Lakukan branding
Manfaatkan media sosial untuk mendapatkan engagement sebanyak mungkin melalui konten-konten menarik yang edukatif, tidak harus selalu berjualan.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Lombok Tengah, NTB , Rabu (25/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Rizky Rahmawati Pasaribu (Managing Partner Law Office Amali & Associate), L. Faqie Saiful Hadie (Ketua Ikatan Sarjana Nahdhatul Ulama), dan Nard Geisha (Key Opinion Leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.