Dengan Semangat Memperingati Hari Pengayoman Kementerian Hukum dan HAM, Gunung Batukarupun Takluk

0

TABANAN – Dalam rangka memperingati Hari Pengayoman Kementerian Hukum dan HAM, yang sebelumnya dikenal sebagai Hari Dharma Karya Dhika (HDKD), Kanwil Kemenkumham Bali terus berupaya menyemarakkan momen bersejarah ini setiap tahunnya. Pada perayaan tahun 2024, salah satu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan adalah ekspedisi pendakian Gunung Batukaru, sebuah gunung yang terletak di Kabupaten Tabanan dan merupakan gunung tertinggi kedua di Bali setelah Gunung Agung, dengan ketinggian mencapai 2.276 MDPL, Minggu (18/8).

Ekspedisi ini dipimpin langsung oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan, I Putu Murdiana, yang turut didampingi oleh Kalapas Tabanan, Muhamad Kamelly, serta perwakilan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan wilayah Bali. Tim ekspedisi memulai persiapan dari Lapas Tabanan dan berangkat menuju Desa Pupuan, Tabanan, pada pukul 23.00 WITA. Pendakian dimulai pada dini hari pukul 01.40 WITA.

Medan yang terjal dan berbatu di tengah lebatnya hutan tidak menjadi penghalang bagi tim untuk mencapai puncak. Pada pukul 07.50 WITA, tim berhasil mencapai puncak Kedaton, yang merupakan titik tertinggi Gunung Batukaru.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali, Pramella Yunidar Pasaribu, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap semangat dan dedikasi tim ekspedisi. “Kegiatan ini bukan hanya sekadar pendakian, tetapi juga merupakan simbol dari tekad kuat dan kebersamaan yang kita bangun dalam keluarga besar Kanwil Kemenkumham Bali.

Dengan menaklukkan Gunung Batukaru, kita menunjukkan bahwa dengan kerja keras, kekompakan, dan doa, tidak ada tantangan yang terlalu besar untuk kita hadapi,” ujar Pramella. “Saya berharap semangat ini dapat terus kita jaga, tidak hanya dalam kegiatan seperti ini tetapi juga dalam setiap aspek pekerjaan dan pelayanan kita kepada masyarakat,” tambahnya.

Menurut I Putu Murdiana, kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memeriahkan Hari Pengayoman Kementerian Hukum dan HAM ke-79, tetapi juga sebagai ajang silaturahmi bagi para pecinta alam. “Pendakian ini mengajarkan kami untuk lebih mencintai dan menjaga kelestarian alam, melatih mental dan disiplin, serta membutuhkan fisik yang prima. Saya berharap kegiatan ini dapat rutin dilaksanakan karena merupakan kegiatan yang sangat positif, terutama sebagai wujud rasa syukur atas anugerah Tuhan berupa alam yang sangat kita butuhkan dalam kehidupan manusia,” tuturnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *