Jakarta – Dalam pertemuan KTT ASEAN-AS di Washington DC sepakat mendorong kedua belah pihak untuk mematuhi piagam PBB penghentian kekerasan, dan mendorong solusi damai serta mengutamakan kepentingan warga dan akses bantuan kemanusiaan.
Secara bilateral, KTT khusus ASEAN-AS menjadi ekspose bagi media dan masyarakat Amerika terhadap Indonesia sebagai koordinator kemitraan ASEAN. Isu kemanusiaan menjadi prioritas dalam pertemuan KTT ASEAN-AS di Washington DC, Amerika Serikat pada Kamis – Jum’at 12-13 Mei 2022.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI Siti Ruhaini Dzuhayatin memandang, isu kemanusiaan lain yang diusung dalam pernyataan bersama, yakni soal dukungan koneksitas antarwarga (people to people) dengan fokus pada aksesbilitas bagi pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, dan penyandang disabilitas.
https://kabardenpasar.com/polkam/selain-pemulihan-ekonomi-presiden-ajak-perkuat-kerja-sama-kawasan-asean/
“Sehingga, dapat memberikan observasi dan input yang seimbang dan konstruktif terhadap prinsip politik luar negeri Indonesia, yakni bebas aktif, yang secara konsisten dilaksanakan dalam konteks regional dan internasional, termasuk terkait isu Myanmar dan Ukraina,” imbuhnya dalam keterangan tertulis.
Hal itu, feedback yang substantif bagi Indonesia untuk mempertahankan prinsip tersebut.
Siti Ruhaini Dzuhayatin menilai, pernyataan bersama tersebut lebih mengedepankan isu kemanusian ketimbang politik, dengan menempatkan penanggulangan pandemi dan pemulihan bersama pada poin pertama, yang kemudian dilanjutkan dengan penguatan dan konektifitas ekonomi.
https://kabardenpasar.com/news/transformasi-digital-jadi-kunci-kemajuan-umkm-dan-produk-lokal/
“Terutama pada literasi digital, kerangka kerja yang inklusif serta mendorong inovasi dan efisiensi,” tutur Siti Ruhaini Dzuhayatin.
Pertemuan KTT khusus ASEAN-AS juga memberikan umpan balik positif bagi ekonomi Indonesia. Amerika telah membuka “ruang dan peluang” kepada Indonesia sebagai the new emerging country, untuk bertemu dengan pelaku bisnis besar di AS, yang diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai partner bisnis yang lebih equal.
Dengan demikian Indonesia bisa mewujudkan misi mengeksport komoditas jadi, setengah jadi atau komoditas hilir, bukan seperti dimasa lalu yang mengirim natural raw material.
“Peluang ini tentunya akan ditindaklanjuti dengan mewujudkan suasana kondusif bagi investasi di Indonesia, termasuk reformasi regulasi dan birokrasi, peningkatan SDM yang inklusif dan tangguh, infrastruktur yang memadai , dan aspek pendukung lain,” tutupnya. ***