Lagi, Rudenim Denpasar Usir WNA Bermasalah di Bali

Kabardenpasar – Dua warga negara asing (WNA) bermasalah di Bali dideportasi pihak Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Denpasar, yakni seorang warga negara Turki inisial (FA) berusia 40 tahun, dan seorang warga negara Australia (ID) berusia 67 tahun.
FA diketahui menyalahi izin tinggal dengan bekerja sebagai hair stylist padahal izin tinggal yang dimilikinya adalah Izin Tinggal Kunjungan. FA mengakui kesalahannya bekerja tanpa izin tinggal yang sah, dengan alasan ketidakmampuannya untuk mengajukan permohonan Izin Tinggal Terbatas (ITAS) untuk bekerja di Indonesia.
FA terakhir kali masuk Indonesia pada 9 Februari 2025 menggunakan VoA (Visa On Arrival). Selama berada di Indonesia, FA tinggal di Kecamatan Kuta Utara, Bali.
Sementara ID pertama kali memasuki Indonesia pada 2 Desember 2024 menggunakan Visa Kunjungan, dan ia mendapatkan Izin Tinggal Kunjungan yang berlaku hingga 31 Desember 2024. Selama berada di Indonesia, ID tinggal di kawasan Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.
ID mengaku bahwa ia telah berada di Indonesia sejak sepuluh tahun yang lalu dengan tujuan awal untuk berlibur, namun belakangan berencana untuk tinggal jangka panjang di Bali dan mencari tanah untuk membangun villa.
Ia mengungkapkan bahwa kebutuhan hidupnya selama di Indonesia ditanggung oleh penghasilannya sebagai analis komputer di perusahaan yang berlokasi di London.
Kepala Rumah Detensi Imigrasi Denpasar, Gede Dudy Duwita, menyatakan bahwa penyalahgunaan izin tinggal untuk bekerja tanpa izin yang sah serta overstay merupakan pelanggaran yang tidak dapat dibiarkan.
“Penyalahgunaan izin tinggal, seperti yang dilakukan oleh FA yang bekerja tanpa izin yang sesuai, serta kasus overstay seperti yang dialami oleh ID, jelas melanggar peraturan yang ada. Pihak Imigrasi bertindak tegas untuk menjaga ketertiban hukum dan memastikan bahwa warga negara asing yang berada di Indonesia mematuhi aturan yang berlaku,” tutup Dudy.***