Kenapa Bali Harus Mandiri Energi, Begini Alasan Koster
BULELENG- Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Nomor Urut 1, Wayan Koster dan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace), menggelar kampanye di Kabupaten Buleleng, Rabu (28/3/2018).
Ada sejumlah desa yang disambangi Koster, memanfaatkan masa kampanye tersebut. Ini dilakukannya, karena ada beberapa hal yang menjadi fokus perhatiannya.
Selain pendidikan gratis, kesehatan gratis, program bedah rumah dan penguatan desa adat serta program lainnya, Koster juga memaparkan sejumlah program infrastruktur di Bali. Salah satunya adalah terkait masalah kelistrikan.
Koster mengaku, sudah memiliki desain mengenai kelistrikan di Bali. Ia ingin energi di Bali mandiri.
“Listrik se-Bali saya sudah punya desainnya, untuk memenuhi kebutuhan listrik. Salah satu sumbernya dari Celukan Bawang,” kata Koster, di hadapan ratusan warga yang hadir dalam kampanye di Wantilan Rsi Mejajar, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Rabu (28/3/2018).
Dalam kerangka kemandirian itu, Koster ingin Bali bisa membangun pembangkit tenaga listrik sendiri.
“Kita bangun pembangkit listrik agar bisa disuplai yang ada di Bali ini. Tidak perlu lagi dari Jawa,” ucapnya.
Ia pun berbicara soal sambungan listrik Jawa-Bali. “Bali crossing tidak perlu. Kita bangun sendiri agar Bali berdaulat. Kebutuhan listrik Bali 1200 MW. Bisa itu kita bangun sendiri,” tegas Koster.
Selain listrik, Koster juga ingin air bersih yang cukup untuk Bali. Ia juga sudah memiliki desain untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Bali.
“Air bersih untuk kebutuhan menyuci, minum, mandi dan subak, sudah saya desain untuk memenuhi kebutuhan itu,” ujarnya.
Koster mengaku sudah siap memimpin Bali sekala dan niskala. Ia siap mengatasi persoalan yamg dihadapi oleh masyarakat Bali.
“Bukan cuma gubernur saja, tapi juga bisa mengatasi masalah pengangguran, kemiskinan dan lainnya. Yang terpenting mau turun ke masyarakat, bukan lagi masyarakat yang datang tangkil kepada gubernurnya,” pungkas Koster. (*)