Melenggang ke Dewan Denpasar, Yogi Putra: NasDem Partai Rasional
Denpasar- I Made Yogi Dwi Putra menegaskan Partai NasDem adalah partai yang paling rasional karena itu dia menjatuhkan pilihan ke partai besutan Surya Paloh yang mengantarkan dirinya menjadi anggota DPRD Kota Denpasar.
Yogi, melenggang ke kursi DPR Kota Denpasar lima tahun mendatang sesuai hasil Pemilu 17 April 2019.
Berkecimpung ke partai politik memang terbilang baru bagi Yogi. Meskipun, dari jejak keluarganya menjadi simpatisan PDI Perjuangan.
Diapun tidak mau golput atau golongan putih sehingga selalu menggunakan hak politiknya dalam Pemilu, dengan pilihan sesuai hati nurani.
Sebagai anak muda, Yogi, memang tumbuh di lingkungan yang banyak mengasah kepekaan, kepedulian dan kemampuan dalam berorganisasi. Selain berbisnis, dia cukup aktif, dalam pelbagai kegiatan seperti Sekka Teruna di Desa Pedungan, Denpasar Selatan.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Warmadewa ini, aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan seperti di komunitas motor hingga gerakan yang digawangi anak muda Denpasar yang peduli terhadap sampah.
Menariknya, pencalonan Yogi sebagai wakil rakyat dari NasDem, cukup dramatis. Pasalnya, namanya masuk dalam Daftar Calon Tetap (DCT), saat detik-detik terakhir atau last minute.
Dia bertutur, awalnya masuk ke politik, sebenarnya, dimulai saat aktif di Jokowi Center, kebetulan ada seniornya di NasDem.
“Ya, saya melihat NasDem partai yang paling rasional,” ucapnya dalam perbincangan di Saint John Cafe miliknya di bilangan Pedungan, Denpasar, Selasa 7 Mei 2019 malam.
Potensi dan kemampuannya berorganisasi dan pemikiran-pemikiran sebagai anak muda yang maju memiliki visi ke depan itulah, yang kemudian dilirik oleh senior-seniornya yang menyarankan agar bergabung di NasDem.
Terlebih, setelah dirinya masuk lebih dalam ke NasDem, membuktikan sendiri bagaimana nilai-nilai keteladanan, restorasi dan gerakan perubahan untuk bangsa yang lebih baik, ditegakkan.
Saat pencalonan pun, Yogi merasakan betul politik tanpa mahar, dijalankan.
Saat caleg-caleg harus merogoh kantong dalam jumlah besar, Yogi mengaku, justru pencalegannya tidak terlalu menguras dompet.
Tentu saja, dia bersyukur bisa mendapat kepercayaan dan dukungan konstituen di wilayahnya hingga bisa melenggang ke dewan.
“Jujur, saya tidak membayangkan sebelumnya, jika akan menjadi wakil rakyat,” tutur Yogi yang menggeluti bisnis kuliner dan kolektor barang antik itu.
Sebagai pendatang, new comer di legislatif, Yogi, siap belajar meningkatkan kapasitas dengan para senior partai termasuk mentor politiknya Anak Agung Ngurah Gede Widiada.
Hal-hal apa yang menjadi kegagalan atau kekurangan anggota dewan sebelumnya, akan menjadi bahan evaluasi dan catatan, bagaimana dirinya berkiprah selanjutnya.
Agar lebih fokus menjalankan tugas sebagai wakil rakyat, Yogi mengaku untuk sementara akan vakum dahulu dari profesi sebagai advokat anggota Federasi Advokat Republik Indonesia (Ferari) Bali. (ful)