Sinergi Dosen dan Desa Kemenuh Lahirkan Model Pencegahan Stunting Paling Dini, Targetkan Generasi Nol Risiko!
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dosen Universitas Dhyana Pura di Ruang Rapat Desa Kemenuh 29 Oktober 2025/dok.istimewa
Gianyar- Di balik deretan rumah dan sawah hijau Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, kini tersimpan harapan besar yang diemban oleh 14 perempuan gigih yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Mereka adalah benteng pertama desa dalam upaya pencegahan stunting, dan kini, “senjata” mereka baru saja diperbarui.
Pada 29 Oktober 2025, suasana Ruang Rapat Desa Kemenuh dipenuhi semangat ketika dosen Universitas Dhyana Pura menggelar pelatihan intensif bertajuk “Pelatihan Penggunaan Kit Skrining Calon Pengantin bagi TPK.”
Bagi para anggota TPK, tugas ini bukan hanya sekadar kewajiban, melainkan panggilan hati untuk memastikan setiap anak di desa mereka lahir sehat dan tumbuh optimal.
“Kami menyadari, mencegah itu harus dimulai dari hulu, dari saat pasangan muda baru merencanakan pernikahan,” tutur salah satu kader TPK dengan mata berbinar saat mengikuti sesi pelatihan.
Acara dibuka Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Kadek Rosi Arista Dewi, S.KM, M.Kes, yang menekankan bahwa peran TPK sangat menentukan nasib generasi mendatang.
Pelatihan ini adalah investasi untuk meningkatkan kemampuan mereka mendeteksi risiko kesehatan calon pengantin.
“Terutama masalah gizi seperti anemia yang sering terabaikan,” kata Rosi Arista Dewi.
Momen haru terjadi saat satu set lengkap Kit Skrining Calon Pengantin diserahkan kepada Kepala Desa I Dewa Nyoman Neka.
Kit yang berisi timbangan digital, pita ukur LILA, hingga alat tes Hemoglobin (Hb) itu bukan sekadar alat, melainkan simbol kepercayaan penuh pada kemampuan para kader.
Mengukur Harapan di Setiap Lengan
Pelatihan bergerak cepat ke sesi praktik, yang menjadi momen paling dinanti. Di sana, para kader—yang mayoritas adalah ibu-ibu desa—belajar secara langsung cara mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan akurat, menguji tekanan darah, dan melakukan pemeriksaan Hb.
“Ternyata cara menginterpretasi hasilnya penting sekali. Kami tidak hanya mengukur, tapi juga harus tahu apa langkah selanjutnya jika hasilnya kurang baik,” ujar seorang kader lain yang menunjukkan antusiasme tinggi saat sesi diskusi.
Mereka berlatih, berdiskusi, dan saling menyemangati. Kemampuan mereka dalam menggunakan alat ini berarti mereka dapat langsung memberikan edukasi yang tepat sasaran, mulai dari memastikan calon ibu tidak anemia hingga memiliki status gizi ideal sebelum hamil.
Janji Dukungan Berkelanjutan
Kegiatan PKM ini menghasilkan komitmen penting: dukungan tidak berhenti sampai di sini. Selain bekal alat, tim dosen berjanji akan terus mendampingi TPK secara teknis, memonitor penggunaan alat, dan mengevaluasi hasil pengukuran di lapangan.
Kini, dengan pemahaman yang lebih baik tentang indikator risiko dan dilengkapi alat canggih, 14 anggota TPK Desa Kemenuh kembali ke komunitas mereka, siap menjadi garda terdepan.
Mereka membawa harapan untuk mewujudkan cita-cita sederhana namun mulia: setiap rumah tangga di Kemenuh siap menyongsong kehamilan sehat, demi lahirnya generasi bebas stunting. ***